Mendag M. Lutfi Bawa Isu UMKM ke G20 untuk Ciptakan Persaingan Adil

JAKARTA – Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengatakan,  upaya meningkatkan daya saing usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terutama di era digital seperti saat ini sangat membutuhkan dukungan secara global.

“Dukungan global memiliki posisi strategis untuk menciptakan persaingan yang adil. Untuk itu kami mengupayakan sistem perdagangan internasional saat ini harus bersifat kolaboratif untuk menjamin kesejahteraan UMKM,” ujarnya dalam keterangan resmi usai menghadiri pertemuan Menteri Perdagangan anggota G20 seperti yang dikutip pada Minggu, 17 Oktober.

Menurut Mendag, digitalisasi UMKM sangat bergantung pada inovasi dan teknologi yang umumnya tidak dimiliki negara berkembang seperti Indonesia.

“Tanpa adanya regulasi yang mumpuni di tingkat internasional, persaingan UMKM di era digital hanya menghasilkan ‘pemenang-pemenang’ yang justru mematikan usaha dan industri kecil nasional lainnya,” tutur dia.

Lebih lanjut, salah satu isu yang dibahas dalam pertemuan tingkat menteri G20 adalah tantangan yang dihadapi UMKM dalam mempenetrasi pasar global. Dikatakannya, jika UMKM kini semakin dituntut untuk beradaptasi memanfaatkan teknologi digital dan berkontribusi terhadap lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.

Kemudian, selain berbicara tentang dukungan kepada UMKM, Mendag M. Lutfi juga menyampaikan tentang sistem perdagangan multilateral yang berkeadilan.

“G20 memiliki kesempatan untuk menyerukan ketimpangan perdagangan internasional. Kapasitas yang pincang antara kemampuan negara berkembang dan negara maju dalam memberikan dukungan di sektor pertanian dan perikanan menghasilkan persaingan yang tidak sehat,” tegasnya.

Mendag menambahkan, G20 memiliki memiliki peran kunci untuk memberikan dorongan politis agar Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dapat memberi ruang kebijakan bagi negara berkembang.

“Momentum reformasi WTO merupakan peluang, khususnya bagi negara berkembang, untuk menyuarakan permasalahan ketimpangan sistem perdagangan multilateral yang telah berlangsung lama. Reformasi WTO sepatutnya mengedepankan aspek pembangunan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari sejumlah perjanjian WTO,” tegas Mendag.

Sebagai informasi, Indonesia bakal menjadi Presiden G20 pada 2020 mendatang. Adapun, tahun ini Presidensi G20 dipimpin oleh Italia.

G20 atau Group of 20 adalah kelompok 20 negara dengan tingkat ekonomi terbesar di dunia yang merepresentasikan sekitar 89 persen produk domestik bruto (PDB) global.