Dorong Masuk Rantai Pasok Dunia, Jokowi Minta Erick Thohir Carikan Partner PT Pelindo yang Bertaraf Internasional

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta PT Pelabuhan Indonesia (Persero) untuk mampu berkontribusi dalam rantai pasok dunia atau global supply chain. Sebab, pemerintah telah resmi melakukan penggabungan Pelindo I hingga IV, sehingga kinerjanya harus meningkat.

Karena itu, Jokowi meminta Kementerian BUMN sebagai pemegang saham untuk mencari pasangan bisnis (partner) Pelindo yang memiliki networking atau jaringan bertaraf internasional. Tujuannya agar target tersebut dapat tercapai. Dengan begitu, bisnis perseroan bisa terkoneksi dengan negara-negara lain di dunia.

"Saya juga minta saat ini di partner-kan. Carikan partner yang memiliki networking, yang memiliki jaringan yang luas. Hingga nanti terkoneksi dengan negara-negara lain. Artinya apa? Produk kita, barang kita bisa menjelajah kemana-mana, masuk ke supply chain global, goal-nya ke sana," ujar Jokowi dalam acara Peresmian Penggabungan Pelindo dan Terminal Multifungsi Wae Kelambu, dikutip dari YouTube Setpres, Kamis, 14 Oktober.

Jokowi mengatakan bahwa merger Pelindo akan menekan biaya logistik. Sebab, saat ini biaya logistik di Indonesia masih tinggi atau berada di level 23 persen jika dibandingkan dengan negara-negara lain yang berada di kisaran 12 persen.

"Kita tahu biaya logistik negara kita dibanding negara tetangga kita masih jauh, tertinggal kita ini. Mereka biaya logistiknya hanya 12 persen kurang lebih, kita masih 23 persen. Artinya ada yang tidak efisien di negara kita," ucapnya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai pemegang saham juga telah memasang target terminal peti kemas milik Pelindo Group masuk dalam 8 terminal terbesar di dunia.

Baca juga:

- https://voi.id/ekonomi/94428/di-labuan-bajo-jokowi-resmikan-holding-pelindo-tujuh-tahun-lalu-saya-perintahkan-ke-rini-soemarno-baru-sekarang-bisa-terwujud

- https://voi.id/ekonomi/94185/pernyataan-menohok-faisal-basri-untuk-indonesia-sebenarnya-pertumbuhan-ekonomi-sudah-melambat-sebelum-ada-pandemi-covid-19

- https://voi.id/ekonomi/94214/indonesia-dianugerahi-allah-punya-tambang-yang-besar-presiden-jokowi-kita-jangan-hanya-jadi-tukang-gal

- https://voi.id/ekonomi/94307/siapa-konglomerat-sudhamek-agoeng-waspodo-bos-garudafood-yang-ditunjuk-jokowi-jadi-sekretaris-brin-pimpinan-megawat

- https://voi.id/ekonomi/94162/jokowi-pantang-mundur-jika-digugat-karena-hentikan-ekspor-cpo-barang-barang-kita-mau-bikin-pabrik-di-sini-hak-kita-dong

[/see_also

Sebagai operator utama sejumlah pelabuhan di Indonesia, keberadaan empat perseroan dalam satu holding baru, juga dinilai mampu menghadirkan layanan yang terintegrasi dan terstandarisasi. Di mana, layanan di satu pelabuhan akan sama dengan pelabuhan lainnya.

Jokowi mengatakan bahwa merger keempat perusahaan pelat merah tersebut bisa membuat kualitas layanan logistik di Tanah Air semakin meningkat. Keberadaan holding pun mampu menekan biaya logistik yang saat ini tercatat masih berada di level 23,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Seperti diketahui, biaya logistik Indonesia yang berada di level 23,5 persen berbeda dengan Malaysia yang hanya mencapai 13 persen dari PDB negara setempat. Adapun, besarnya biaya logistik ini sangat berpengaruh pada indeks kemudahan berusaha yang selama ini menjadi perhatian calon investor untuk berinvestasi di sebuah negara.