Cerita Rooney tentang Masa Kecilnya: Sering Berkelahi dan Ditampar Ayah
JAKARTA - Dalam film dokumenter terbaru, mantan pemain tim nasional Inggris Wayne Rooney bercerita tentang masa kecilnya yang sulit, terkadang dia harus menerima tamparan dari ayahnya.
Berbicara secara terang-terang dalam film dokumenter yang juga menampilkan wawancara teman, keluarga, dan rekan satu timnya, Rooney merefleksikan pendidikan dan kariernya.
"Saya sering beradu argumentasi dengan ayah saya dan dia akan memberi saya tamparan," kata Rooney menjelang peluncuran film dokumenter Amazon Prime dilansir MARCA, Rabu, 13 Oktober.
"Saya bukan anak yang paling baik. Saya sering berkelahi saat masih muda."
Rooney dibesarkan di Croxteth, sebuah daerah di Liverpool yang telah menjadi berita utama nasional terkait kasus obat-obatan, senjata, dan pembunuhan - termasuk pada 2007 ketika Rhys Jones (11) ditembak mati saat berjalan pulang.
Rooney merasa reputasi itu tidak adil, tetapi pengalaman masa remajanya itulah yang membuatnya menjadi seperti sekarang, dirinya sendiri.
"Saya dibesarkan untuk memperjuangkan tempat saya bermain, berjuang untuk segalanya," kata Rooney.
"(Bayangan) itu tidak akan pernah meninggalkan saya. Daerah tempat saya dibesarkan, Croxteth, jika Anda berasal dari sana, Anda tidak merasa itu adalah tempat yang kejam."
Baca juga:
- Gerard Pique Punya Hobi Tidak Biasa, Berisiko Tinggi dan Bisa Bikin Cedera
- Cerita Paul Merson Kehilangan Segalanya akibat Judi
- Ronaldo Tak Pernah Puas, Ukir Rekor 115 Gol Internasional Usai Bikin Hat-trick ke Gawang Luksemburg
- Van Gaal: Biasa Terjadi di Barca, Ketika Segalanya Berjalan Buruk Mereka Jadikan Orang Asing Kambing Hitam
Pandangan Henry
Salah satu orang yang diwawancarai dalam film dokumenter Prime adalah Thierry Henry, yang bermain di Liga Premier pada waktu yang sama dengan Rooney. Dia ingat benar ketika Rooney membuat terobosan di Everton.
Saat melawan Arsenal, Rooney yang baru berusia 16 tahun mencetak gol pertamanya di Premier League, sebuah gol kemenangan pada menit-menit terakhir yang menghentikan rekor tak terkalahkan The Gunners dalam 30 pertandingan.
"Saya menatapnya, saya tahu dia ingin menghancurkan semua yang ada di depannya," kata Henry.