Adian Napitupulu: Komisaris dan Direksi BUMN Semua Titipan

JAKARTA - Politikus PDI Perjuangan Adian Napitupulu mengatakan sekitar 6.000-an lebih orang yang duduk sebagai komisaris maupun direksi di seluruh perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah orang-orang titipan. 

Angka tersebut, sambung aktivis '98 tersebut, merujuk pada pernyataan Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin yang mengatakan jumlah seluruh perusahaan pelat merah tersebut mencapai 1.000 hingga 2.000 perusahaan.

"Dari 6.000 hingga 7.200 komisaris dan direksi BUMN itu menurut saya semua titipan," tegas Adian dalam acara Bincang Santai Bersama Adian Napitupulu yang ditayangkan di akun YouTube Ngobrol Yuk 2020, Kamis, 23 Juli.

Menurut dia, semua direksi dan komisaris BUMN adalah orang-orang titipan karena selama ini tak pernah ada lowongan bagi masyarakat umum untuk mendaftar dengan membawa surat lamaran dan diuji kemampuannya.

"Saya mau nanya, pernah tidak kita baca di koran, di internet, atau dapat informasi ditempelkan dalam flyer dicari lowongan untuk orang mengisi posisi direksi dan komisaris BUMN. Ada enggak? Ada enggak? Enggak pernah ada," tegasnya.

"Artinya apa, posisi direksi dan komisaris BUMN ini bukan posisi yang dibuka untuk rakyat sehingga dia bisa datang membawa lamaran pekerjaan berikut cv (curiculum vitae), kemudian diseleksi. Tidak, tidak pernah dibuka," imbuh Adian.

Lebih lanjut, Adian mengaku punya hitungan sekitar 1.000 komisaris dan direksi yang ada saat ini merupakan titipan partai politik, relawan, dan kementerian/lembaga. Sehingga, menurutnya tak ada soal bagi orang-orang ini untuk duduk di jabatan komisaris maupun direksi perusahaan pelat merah selama mereka mempunyai kemampuan.

Lagipula, menurut dia, ketika relawan dan partai pendukung ini duduk di posisi tersebut bukan artinya mereka tengah meminta jatah setelah lelah berjibaku di tengah Pilpres 2019 untuk memenangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Menurut Adian, mereka yang menduduki jabatan tersebut harusnya dianggap sebagai pihak-pihak yang siap mendukung Presiden Jokowi untuk mewujudkan visi dan misinya di periode kedua.

"Kalau yang bukan dukung Jokowi siapa? Yang anti Jokowi? Bagaimana agar Nawacita bisa berjalan sampai level paling bawah, tidak ada manipulasi, dan pembangkangan, dan hal lainnya yang tidak baik? Salah satu syaratnya adalah mereka yang duduk di komisaris, duduk di direksi BUMN adalah mereka yang bersetuju dengan ide Jokowi, Nawacita, dan tujuan Jokowi," pungkasnya.