Polisi Selidiki Kasus Keracunan Massal Pelajar SMKN 1 Tulungagung
TULUNGAGUNG - Aparat kepolisian Polres Tulungagung, Jawa Timur sedang menyelidiki keracunan masal yang dialami puluhan siswa dan guru di SMKN 1 Rejotangan saat digelarnya pembelajaran tatap muka.
"Ya, sedang diselidiki untuk mengetahui penyebab pasti keracunan tersebut," kata Kapolres Tulungagung AKBP Handono Subiakto dikutip Antara, Senin, 11 Oktober.
Kendati tidak sampai jatuh korban jiwa, polisi menilai perlu melakukan penyelidikan untuk mengetahui ada/tidaknya unsur pidana dalam kejadian tersebut.
Pasalnya, tidak menutup kemungkinan kasus keracunan disengaja ataupun faktor kelalaian yang membahayakan keselamatan orang lain.
"Indikasinya dari makanan, kalau dari muntahan saya belum tahu. Tapi ada beberapa katering," katanya.
Selain mengambil sampel makanan dan muntahan siswa, aparat kepolisian juga telah memeriksa sejumlah saksi, termasuk dari pihak katering.
"Pemeriksaan sudah, tapi masih sebatas interview (wawancara)," ujar AKBP Handono.
Keterangan dari Dinkes Tulungagung menyebutkan total ada 26 siswa dan guru yang mengalami keracunan. Jumlah itu lebih banyak dari data yang disampaikan pihak Puskesmas Banjarejo.
Sebelumnya, puluhan siswa di SMKN 1 Rejotangan mengalami keracunan masal sejak Jumat, 8 Oktober malam dan berlanjut hingga Sabtu, 9 Oktober sore.
Para siswa yag kondisinya parah segera dilarikan ke Puskesmas Banjarejo untuk mendapat pertolongan pertama dan hingga Minggu, 10 Oktober masih ada 14 siswa yang dirawat.
Baca juga:
- Update COVID-19 per 11 Oktober: Turun Drastis, Kasus Baru Hari Ini 620
- #PercumaLaporPolisi Respons Publik soal Ayah Perkosa 3 Anak di Luwu Timur, Polri Tegaskan Tak Pernah Khianati Tugas
- Airlangga Bawa Kabar Gembira: Tak Ada Provinsi Luar Jawa-Bali yang Berstatus Level 4
- Kasus COVID-19 PON Papua XX Terus Bertambah, Menkes Budi Temukan Penyebabnya
Para siswa ini makan nasi kotak dari katering dengan lauk mi dan telur pada Jumat, 8 Oktober lalu sekitar pukul 15.00 WIB.
Selepas pulang, beberapa siswa sudah merasakan gejala keracunan, seperti mual, muntah, diare dan pusing.
Karena Sabtu, 9 Oktober masih ada kegiatan, para siswa kembali ke sekolah.
Saat menjalankan kegiatan itu, gejala keracunan kian parah, hingga belasan siswa harus dibawa ke Puskesmas Banjarejo untuk mendapat pertolongan medis.