Harga Telur Anjlok, Mahasiswa dan Peternak Turun ke Jalan Tuntut Pemerintah Stabilkan Harga
JAKARTA – Ratusan peternak telur ayam bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari empat universitas menggelar aksi di depan kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat. Aksi unjukrasa (unras) digelar terkait merosotnya harga telur di kalangan peternak.
Selain menggelar unjukrasa, massa aksi juga akan mengikuti audiensi membahas kebijakan yang mendukung perlindungan bagi peternak petelur rakyat.
Rofi Yasifun, salah satu peternak asal Blitar mengatakan, para peternak dari sejumlah wilayah ikut melakukan aksi menggunakan 40 bus dengan 1.500 massa aksi.
"Hari ini jumlah massa mencapai 1.500 orang dan tersebar di beberapa titik seperti Kementrian Peedagangan, depan Kompleks DPR/MPR Senayan, Kementerian Sosial, Kantor Charoen Pokphand Indonesia, Japfa dan Kementerian Pertanian Ragunan, Jakarta Selatan," kata Rofi Yasifun saat dihubungi wartawan, Senin 11 Oktober.
Baca juga:
Ratusan peternak beserta BEM mahasiswa ini meminta kepada pemerintah untuk menaikan harga telur, seiring dengan anjloknya harga di kalangan peternak.
Para peternak berharap, pemerintah melalui Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan dapat menyerap telur peternak rakyat minimal 1.000 ton selama satu minggu.
Para peternak mengaku, harga telur di kalangan peternak mencapai Rp12.500 sampai Rp13.500 per kilogram, atau jauh di bawah Harga Pokok Produksi (HPP) telur berkisar Rp 21.500-Rp22.500 per kilogram.
"Kami menuntut pemerintah segera menaikkan harga telur, karena setiap hari kami merugi antara Rp8.000 sampai Rp 9.000. Ini sudah berlangsung sejak akhir Juli, kerugian terparah," katanya