Cerita Perlakuan Represif Terhadap Ananda Badudu Hingga Apresiasi Pelayanan Publik Bagi Polri
JAKARTA - Kerja aparat kepolisian kerap kali beririsan dengan masyarakat. Baik buruknya sikap anggota polisi yang ditemui di lapangan berkaitan erat dengan citra kepolisian Indonesia secara menyeluruh. Tak heran frasa “polisi dibenci tapi dirindu” atau “dicinta tapi dibenci” dapat kita temukan dalam keseharian.
Pada Kamis, 16 Juli lalu, Diskusi VOI dengan teman "Kenapa Kita Benci Polisi?" ditayangkan di channel YouTube voidotid. Fokus utama diskusi VOI kali ini adalah tindak represif anggota kepolisian Indonesia yang masih dirasakan masyarakat, apresiasi atas peningkatan pelayanan publik Polri, dan kabar terbaru soal reformasi kepolisian yang telah berlangsung sejak tahun 2000 silam.
Dalam diskusi VOI yang dimoderatori oleh salah satu tim VOI, Yolanda Cenderakasih, hadir pula Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Awi Setiyono. Selain itu, nama-nama di luar kepolisian adalah Poengky Indarti (Komisioner Komisi Kepolisian Nasiona), Nasir Djamil (Anggota Komisi III DPR RI), serta Anggara (Institute for Criminal Justice Reform).
Proses diskusi semakin menarik ketika Ananda Badudu, seorang musisi yang aktif dalam berbagai gerakan sosial turut menceritakan kembali kisahnya saat digelandang ke Polda Metro Jaya pada bulan September tahun 2019 lalu lewat telewicara. Ia pun mengaku mendapat perlakuan represif dari anggota kepolisian yang bertugas serta prosedurnya tidak sesuai dengan yang seharusnya.
Siniar VOI kali ini akan memberikan rangkuman dari keseluruhan isi diskusi VOI bertema "Kenapa Kita Benci Polisi?". Silakan tekan tombol dengarkan dan kami akan bercerita untuk Anda.