Kebakaran Saint Pierre et Saint Paul adalah Duka Berlanjut Kebakaran Katedral di Prancis
JAKARTA - Insiden kebakaran terjadi di Gereja Katedral Saint Pierre et Saint Paul, Nantes, Prancis Barat. Peristiwa ini menambah daftar peristiwa kebakaran katedral di Prancis. Bagi Saint Pierre et Saint Paul, kebakaran ini pun bukan yang pertama.
Tahun lalu, Katedral Notre-Dame di Paris juga terbakar dan menyebabkan bangunan bersejarah itu rusak parah. Kerusakan paling buruk menghantam bagian atap dan puncak menara utama katedral.
"Setelah Notre-Dame, Katedral Saint Pierre et Saint Paul terbakar. Kami Mendukung para pemadam kebakaran yang mengambil semua risiko untuk menyelamatkan permata gotik," imbuh Presiden Prancis Emmanuel Macron unggahannya di Twitter.
Sementara, bagi Saint Pierre et Saint Paul, sejarah mencatat katedral di Nantes ini pernah beberapa kali rusak dan terbakar. Tercatat, pada Perang Dunia II, sebagian besar bangunan katedral hancur dibom sekutu.
Setelahnya, pada 1972, kebakaran pernah merusak atap katedral. Katedral Saint Pierre et Saint Paul kemudian dibangun kembali 13 tahun berselang. Pembangunan dilakukan dengan struktur beton untuk menggantikan atap kayu kuno.
"Kebakaran tahun 1972 ada di pikiran kita. Tetapi kita tidak dapat membandingkan dengan kebakaran sekarang," kata Wali Kota Nantes Johanna Rolland.
Munculkan kesedihan
Sabtu, 18 Juli, api merambat di sekujur bangunan katedral dari abad ke-15 itu. Lebih dari seratus petugas pemadam kebakaran diturunkan untuk memadamkan api. Api padam dalam hitungan jam.
Dalam peristiwa tersebut, organ pipa yang biasa digunakan untuk pengiring ibadah ikut rusak dan hancur. Api yang cepat menyambar katerdral membuat jendela kaca patri katedral dan lukisan abad ke-19 yang berasal dari Roma hancur.
Seorang saksi mata, Jean-Yves Burban yang bekerja sebagai agen koran di depan katedral mengaku mendengar ledakan dari dalam katedral sekitar pukul 07.30 WIB waktu setempat. Setelahnya, api membesar.
"Saya terguncang karena saya sudah di sini delapan tahun dan saya melihat katedral setiap pagi dan sore. Ini katedral kami dan air mata saya berlinang," katanya, dikutip Reuters.
Sejumlah menteri pun langsung mengunjungi katedral selepas api dipadamkan. Terlihat Menteri Budaya dan Menteri Dalam Negeri Prancis. Selain itu, tampak juga Perdana Menteri Prancis Jean Castex.
"Negara akan mengambil bagian dari tanggung jawab (untuk memulihkan katedral)," kata Castex.