Kabar Gembira dari Shopee, Mereka Berikan Pelatihan Bisnis Digital untuk Kaum Difabel dengan Menggandeng Gerkatin
JAKARTA - Platform e-commerce Shopee mengumumkan pembukaan kelas pelatihan bisnis digital dasar yang ditujukan untuk Teman Tuli di Solo. Bersama dengan Komunitas Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (Gerkatin) Kota Surakarta, pelatihan ini bertujuan untuk memperkenalkan kaum difabel akan dasar-dasar bisnis digital atau online.
Seperti diketahui, pandemi COVID-19 yang melanda Tanah Air membuat sejumlah orang kehilangan pekerjaan termasuk kelompok difabel. Kementerian Ketenagakerjaan menyebut, di tahun 2020, jumlah pengangguran terbuka kelompok difabel di Indonesia mencapai 247.000 orang atau TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) sebesar 3 persen. Keterbatasan pengetahuan dan sulitnya mendapat akses pada informasi menjadi kendala terbesar bagi kelompok difabel, termasuk Teman Tuli untuk bisa mandiri di tengah pandemi.
Head of Public Affairs Shopee Indonesia, Radynal Nataprawira menjelaskan tujuan program ini untuk meningkatkan pemahaman mereka demi mewujudkan kemandirian ekonomi. Sejalan dengan komitmen #ShopeeAdaUntukUMKM, Shopee ingin membantu memberdayakan komunitas lokal melalui pelatihan dan pendampingan agar para teman tuli juga bisa memulai berbisnis secara online dan menjadi calon pelaku UMKM berdaya.
Lebih lanjut, Radynal mengatakan pelatihan ini akan dilakukan di Kampus UMKM Ekspor Solo yang telah dibuka sejak Mei lalu.
"Kami percaya bahwa setiap orang harus memiliki akses yang sama untuk mendapatkan peluang terlepas dari latar belakang atau kemampuan mereka. Setelah membuka Kampus UMKM Shopee Ekspor di beberapa kota sejak Mei lalu, kami ingin terus memperluas jangkauan kami dalam memberikan pelatihan bagi lebih banyak komunitas," ucapnya dalam keterangan tertulis, Kamis, 23 September.
Radynal mengatakan saat berdialog dengan Gerkatin, pihaknya menemukan fakta bahwa banyak kaum difabel yang kehilangan pekerjaan selama masa pandemi dan masih belum paham tentang bisnis online.
"Padahal ada banyak sekali kesempatan yang bisa mereka ciptakan di tengah era digital ini. Karenanya, di Hari Bahasa Isyarat Internasional hari ini Shopee senang dapat mengumumkan pembukaan pelatihan bagi Teman Tuli dan berharap bahwa ini bisa menjadi langkah awal yang baik untuk menciptakan lebih banyak peluang bagi mereka," jelasnya.
Sementara itu, Ketua DPC Gerkatin Kota Surakarta, Galih Saputro menyambut baik program pelatihan ini dan berharap bisa menambah wawasan dan ketertarikan Teman Tuli Solo untuk memulai bisnis digital.
Lebih lanjut, dia mengatakan, kurangnya kesempatan bagi kelompok difabel untuk bisa mandiri secara ekonomi merupakan masalah yang masih dihadapi di Indonesia, terutama di tengah pandemi. Sebagai sebuah organisasi, Gerkatin Surakarta memiliki misi untuk menjadi wadah yang memberikan pembelajaran dan menjadi sarana aktualisasi diri.
Baca juga:
"Pelatihan yang diberikan oleh Shopee kami lihat sebuah langkah awal yang sangat baik untuk meningkatkan ketertarikan dan pemahaman teman Tuli akan bisnis digital yang dewasa ini kian berkembang. Dibutuhkan sinergi dari semua pihak seperti ini untuk bahu-membahu dalam membantu lebih banyak komunitas," ucapnya.
Sekadar informasi, pelatihan bisnis digital dasar ini akan dimulai pada awal Oktober 2021 dan terbuka untuk seluruh Teman Tuli di Solo. Teman Tuli dapat menghubungi Gerkatin untuk mendaftar dan mengikuti rangkaian kegiatan yang telah disiapkan oleh Kampus UMKM Shopee Solo.
Materi yang akan diberikan mulai dari pengenalan tentang konsep bisnis dan cara berjualan online di e-commerce, mengenal psikologi pembeli sebelum berjualan, cara menggunakan aplikasi Shopee dan fitur-fitur pendukung untuk membuat penjualan lebih efektif.
Selain materi edukasi, teman Tuli yang mengikuti program ini pun dapat menggunakan fasilitas dan layanan yang tersedia di Kampus UMKM Shopee Ekspor Solo seperti studio foto dan live streaming, serta berkonsultasi langsung dengan Shopee untuk memulai bisnis online mereka. Seluruh sesi pelatihan akan difasilitasi dengan Juru Bahasa Isyarat dari Deaf Volunteering Organization (DVO).