Depok Jadi Daerah dengan Angka Kematian COVID-19 Tertinggi di Jawa Barat

JAKARTA - Kota Depok menjadi wilayah dengan jumlah kasus, laju insidensi, dan angka kematian COVID-19 tertinggi di Provinsi Jawa Barat. Kasus penularan virus corona pertama kali di Indonesia juga berasal dari Depok.

Anggota Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Dewi Nur Aisyah menjelaskan, berdasarkan analisis data mingguan per tanggal 12 Juli, Depok memiliki jumlah kasus sebanyak 845 kasus.

Pada urutan kedua, jumlah kasus tertinggi berada di Kota Bekasi dengan 586 kasus. Kemudian, urutan ketiga adalah Kota Bandung dengan total 428 kasus.

"Jumlah kasus tertinggi di kota Depok, lalu Bekasi dan Bandung. Ketiganya di kota karena pergerakan orang lebih banyak di sana," kata Dewi dalam diskusi di Graha BNPB, Jakarta Timur, Rabu, 15 Juli.

Sementara, daerah dengan kasus terendah adalah Kabupaten Tasikmalaya dengan total 5 kasus. Terendah kedua adalah Kabupaten Majalengka dengan tootal 7 kasus dan ketiga Kota Banjar dengan total 8 kasus.

"Jauh sekali perbandingannya antara Depok dengan Tasikmalaya. Ini kan ada 20 kabupaten kota dan kita harus melihat masing-masing punya angka yang beda. Ada sentra-sentra yang benar-benar kasus tingginya adalah di sana," ungkap Dewi.

Selain itu, Kota Depok juga menjadi daerah dengan laju insidensi tertinggi. Laju insidensi adalah jumlah kasus COVID-19 bila dibagi per 100 ribu penduduk. Laku insidensi di Depok adalah 45,49 kasus per 100 ribu penduduk.

Kemudian, laju insidensi tertinggi kedua adalah Kota Cimahi dengan 25,10 kasus per 100 ribu penduduk. Lalu, Kota Bekasi dengan 24,05 kasus per 100 ribu penduduk.

Sementara, laju insidensi terrendah di Jawa Barat berada di Kabupaten Tasikmalaya dengan 0,28 kasus per 100 ribu penduduk, lalu Kabupaten Majalengka dengan 0,54 kasus per 100 ribu penduduk, dan Cianjur dengan 0,62 kasus per 100 ribu penduduk.

"Data ini menunjukkan bahwa Depok masih menempati peringkat pertama di Jawa Barat. Posisi kedua kalau dari jumlah kasus itu Kota Bekasi, tapi kalau dari laju insidensi adalah Kota Cimahi," ungkap Dewi.

"Di kota Bekasi, walaupun kasusnya lebih banyak tapi orangnya juga lebih banyak. Jadi, begitu dibandingkan per 100 ribu penduduk dia bergeser ke bawah. Kota Bekasi jadi peringkat ketiga," sambungnya.

Lebih lanjut, angka kematian (mortality rate) per 100 ribu penduduk paling tinggi di Jawa Barat masih berada di Kota Depok dengan 1,78 kasus meninggal per 100 ribu penduduk. Kedua disusul dengan Kota Bandung dengan 1,77 kasus per 100 ribu penduduk, lalu Kota Bogor dengan 1,43 kasus per 100 ribu penduduk.

Secara keseluruhan, Dewi menyebut penanganan COVID-19 di suatu daerah bisa terbaca dari posisi setiap indikator, baik jumlah kasus, laju insidensi, maupun angka kematian.

"Kalau angka kematiannya tinggi, harus dicari penyebabnya apa, apakah keterlambatan penanganan atau kurangnya fasilitas kesehatan. Sementara kalau angka kasus yang tinggi itu, berarti ada penularan yang tinggi di sana," jelasnya.