Kasus COVID-19 Jawa Barat Tertinggi dari Depok dan Bekasi
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito (Dok BNPB)

Bagikan:

JAKARTA - Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan saat ini jumlah penambahan kasus COVID-19 di Jawa Barat dan Jawa Timur cenderung mengalami peningkatan.

Berdasarkan data yang ada, Wiku menyebut, per 2 September ini jumlah kasus akumulatif COVID-19 di Provinsi Jawa Barat mencapai 11.481 dengan kasus aktif sebanyak 42,83 persen atau 4.866.

Adapun kasus sembuh saat ini jumlahnya mencapai 55,21 persen atau 6.399 kasus dan jumlah kasus kematian akibat COVID-19 mencapai 2,4 persen atau 276 kasus.

"Dengan angka tersebut kasus aktif di Jawa Barat masih termasuk tinggi dari persentasi kasus aktif nasional yaitu 24,1 persen. Sedangkan kasus sembuh Jawa Barat juga masih berada di bawah angka nasional yaitu 71,6 persen," kata Wiku dalam konferensi pers yang ditayangkan di akun YouTube Sekretariat Presiden, Kamis, 3 September.

Dirinya kemudian memaparkan jumlah kasus tertinggi saat ini berada di Kota Depok dengan 1.764 kasus, Kota Bekasi dengan 1.626 kasus, dan Kabupaten Bekasi 1.105 kasus.

Sedangkan untuk jumlah kematian secara akumulatif tertinggi juga berada di Kota Depok sebanyak 51 kasus, Kota Bandung 45 kasus, Kabupaten Bekasi 33 kasus, Kota Bekasi 29 kasus, dan Kota Bogor 25 kasus.

"Sedangkan jumlah kasus sembuh tertinggi adalah juga di Kota Depok, Kota Bekasi, Kota Bandung, Kabupaten Bekasi, dan Kabupaten Bandung," jelas Wiku.

"Kami mohon agar Pemprov Jabar dapat terus menekan kasus aktif minimal sama dengan kasus nasional yaitu 24,1 persen dan meningkatkan kesembuhan hingga minimal sama dengan kesembuhan nasional yaitu 71,6 persen serta mempertahankan atau menurunkan persentase kasus meninggal agar tetap rendah dengan deteksi dini dan penanganan kasus lebih awal," sambung Wiku.

Selain Jawa Barat, Wiku menyebut peningkatan kasus COVID-19 juga terjadi di Provinsi Jawa Timur. "Secara umum kasus COVID-19 di Jawa Timur mengalami fluktuasi namun cenderung masih mengalami peningkatan," ujarnya.

Per 2 September ini, tercatat jumlah kasus secara akumulasi di Provinsi Jawa Timur mencapai 34.278 dengan kasus aktif sebesar 14,8 persen atau 5.076. Sedangkan untuk angka sembuh saat ini jumlahnya mencapai 78,11 persen atau 26.777 kasus dan jumlah kasus COVID-19 yang meninggal hanya berkisar 7,07 persen atau 2.425 kasus.

"Dengan angka tersebut kasus aktif di Jawa Timur termasuk dalam provinsi dengan kasus aktif rendah. Lebih rendah dari persentase kasus aktif nasional yaitu 24,1 persen. Kasus sembuh di Jawa Timur juga termasuk tinggi dengan 78,11 persen. Namun kasus meninggal perlu menjadi perhatian karena angkanya cukup tinggi 7,07 persen," kata Wiku.

Adapun kabupaten/kota dengan jumlah kasus COVID-19 tertinggi di Jatim ditempati oleh Kota Surabaya dengan total 12.122 kasus, Kabupaten Sidoarjo 4.951 kasus, dan Kabupaten Gresik 2.560 kasus.

Sedangkan kasus kematian terbanyak terjadi di Surabaya dengan 1.014 kasus, Kabupaten Sidoarjo 246 kasus, Kabupaten Gresik 185 kasus, Kabupaten Pasuruan 81 kasus, dan Kota Malang 73 kasus.

Untuk kasus sembuh terbanyak di Jatim ditempati oleh Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Gresik, Kabupaten Pasuruan, dan Kota Malang.

"Pemerintah daerah khususnya Kota Surabaya mohon memperhatikan penerapan protokol kesehatan, mendorong agar seluruh masyarakat disiplin, dapat menerapkan protokol kesehatan sehingga jumlah kasusnya dapat ditekan," pungkas Wiku.