Binance Hentikan Layanan Futures di Australia, Kenapa Lagi?
JAKARTA – Binance yang merupakan bursa kripto nomor wahid di dunia berencana menyetop sejumlah layanannya untuk para pengguna di Australia.
Binance mengumumkan layanan trading futures termasuk opsi dan leverage tidak akan bisa diakses oleh warga Negeri Kanguru dan akan ditutup pada tanggal 24 Desember mendatang.
Melansir TheDailyHodl, pihak Binance menilai keputusan tersebut merupakan bagian dari upaya untuk mematuhi peraturan yang berlaku. Meski demikian, dalam beberapa bulan terakhir Binance kerap terjegal regulasi dari berbagai negara.
“Tujuan kami adalah untuk menciptakan ekosistem yang berkelanjutan di sekitar teknologi blockchain dan aset digital. Binance menyambut baik perkembangan kerangka peraturan industri kami karena hal itu memberikan peluang bagi para pemain pasar untuk menjalin hubungan yang lebih besar dengan regulator.
Kami berkomitmen untuk bekerja secara konstruktif dalam pembuatan kebijakan yang berupaya memberi manfaat bagi setiap pengguna.”
[/see_also]
- https://voi.id/teknologi/82292/pemerintah-singapura-larang-binance-beroperasi-ini-alasannya
- https://voi.id/teknologi/75967/binance-hentikan-layanannya-di-korea-selatan-lho-kenapa
[/see_also]
Sebelumnya, Binance juga dilarang beroperasi di Inggris. Kemudian sejumlah bank raksasa seperti Barclays dan HSBC juga memblokir pembayaran ke bursa kripto Binance.
Di tengah tekanan regulator dunia, Binance mulai memperketat pendaftar di platformnya dan mulai menerapkan KYC atau Know Your Customer dan juga AML, anti pencucian uang.
Dengan keputusan tersebut, Binance dilaporkan mengurangi opsi leverage untuk para pengguna baru maksimum 20x. Beberapa waktu lalu Binance juga telah mengumumkan untuk tidak lagi mencantumkan token saham dalam platformnya.
Sebagai bursa kripto terbesar di dunia, Binance tidak memiliki kantor pusat. Namun, belakangan perusahaan perdagangan kripto milik Changpeng Zhao tersebut dikabarkan tengah mencari lokasi baru untuk mendirikan kantor pusatnya.