Bupati Sleman Bagikan Kisah Pilu Nenek Saliyah, Tinggal di Gubuk, Hidup dari Rp4000 Hasil Anyaman Ketupat
SLEMAN - Bupati Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kustini Sri Purnomo, mengunjungi kediamanan nenek Saliyah (77) yang tinggal di rumah kategori tidak layak huni di Guyangan Kajor, Kelurahan Nogotirto, Minggu, 19 September.
Kunjungan Kustini ke rumah mbah Suliyah di Kapanewon (Kecamatan) Gamping ini berangkat dari sejumlah aduan di media sosial dan sempat viral mengisahkan jika perempuan berusia 77 tahun itu hidup dengan kondisi yang jauh dari layak dan membutuhkan bantuan.
"Berdasarkan informasi yang saya dapat Sabtu, 18 September kemarin, hari ini langsung saya respons dengan mengunjungi kediaman Mbah Saliyah untuk memastikan kondisi beliau. Dan ternyata laporan itu benar," kata Kustini dilansir dari Antara, Senin, 20 September.
Dari obrolan singkatnya bersama Kustini, Mbah Saliyah menuturkan bahwa ia tinggal bersama adiknya dengan status warga Sleman (ditinggal mati suami).
Bupati mengatakan, di usianya yang tak lagi sekuat dulu, Mbah Saliyah masih mengais rezeki dengan membuat anyaman ketupat dan mendapat upah Rp4.000 per hari.
Sehari-hari Mbah Suliyah menempati gubuk yang hanya berukuran kurang dari dua meter persegi. Dan di dalamnya tidak ada kakus, serta terkadang ia harus pergi ke sungai di seberangnya untuk mencuci.
"Mbah Saliyah ini memang sendiri di sini, tapi ada adik kandungnya. Mbah Saliyah ditinggal suami (meninggal) sudah lama. Mengetahui kondisi Mbah Saliyah, kami dari Pemkab Sleman membantu beliau," katanya.
Setelah berbincang 20 menit, Kustini lantas menyampaikan bahwa Pemkab Sleman akan segera membenahi rumah yang ditempat Mbah Saliyah. Selain bantuan rehab, Kustini melalui dinas sosial juga memberikan bantuan peralatan rumah dan kebutuhan pribadi.
"Mbah Saliyah juga akan kami masukkan dalam program asistensi lanjut usia terlantar (ASLUT). Dimana setiap bulannya beliau akan menerima Rp150.000. Semoga semua bantuan ini bisa meringankan beliau untuk menjalani masa tuanya," katanya.
Bagi Kustini, Mbah Saliyah dan lansia lainnya, contoh yang harus diperhatikan oleh Pemkab Sleman dan masyarakat sekitar.
Untuk itu, orang nomor satu di Pemerintah Kabupaten Sleman ini meminta masyarakat untuk tidak segan melaporkan kondisi masyarakat yang memang membutuhkan bantuan.
"Dengan media sosial ini, kami (pemerintah) merasa sangat terbantu. Insyallah semua problem atau laporan akan segera kami respons dengan tinjauan," katanya.
Baca juga:
- Sempat Ditembaki KKB Papua, Evakuasi Satu dari Dua Jenazah Nakes Wanita Berhasil Dilakukan
- Nakes di Kiwirok Jadi Korban Kebrutalan KKB, IDI Papua Minta Jaminan Keselamatan
- Hati-hati Ya! Prakiraan Cuaca BMKG Hujan di Sebagian Besar Provinsi, Juga Jakarta
- Peringatan dari BMKG: Gelombang Tinggi Masih Berpotensi Terjadi di Laut Selatan Jabar, Jateng, hingga Yogyakarta
Usai menerima bantuan, Mbah Saliyah dengan suara terbata-bata menyampaikan rasa terima kasihnya. Ia berharap Kustini Sri Purnomo mau terus turun ke masyarakat untuk melihat dinamika sosial yang ada.
"Saya maturnuwun, ibuk sudah mau memperhatikan saya. Tetap semangat bu turun ke bawah. Insyallah jalan jenengan barokah dan selalu diberikan kelancaran," kata Saliyah.