Tentara AS Bilang Kulit Durian Tajam Seperti Kaktus, Tetapi Ketagihan Saat Disuruh Jajal

JAKARTA - Latihan gabungan Staff exercise (staffex) latihan bersama dengan Batalion 225 selama Garuda Shield 15/2021 di Baturaja, Sumatera Selatan, memberikan cerita unik tersendiri.

Cerita unik itu bermula dari pertemuan teman lama Kasie Liput Dispenad Mayor Arm Hanafi bersama rekannya seorang tentara militer Amerika, Kapten Jednak.

Mayor Arm Hanafi berteman dengan Kapten Jednak ketika mereka bertemu saat menempuh pendidikan bersama di FA CCC (Field Artillery Captain Career Course) di Fort Sill. Pertemanan ini terus berlanjut hingga keduanya bertemu lagi saat latihan militer bersama di Indonesia.

"Jadi latihan ini surprise buat saya karena ternyata saya ketemu sama teman. 4 tahun sudah enggak ketemu, teman saya sekolah di Amerika di sini di latihan ini," kata Kasi Liput Dispenad Mayor Arm Hanafi dikutip dari kanal YouTube resmi Buletin TNI AD, Sabtu 18 September.

Sementara setelah bertemu, keduanya mulai berbincang terkait buah durian. Awal perbincangan memakan durian bermula ketika Kapten Jednak menanyakan kesatuan lama kepada Kasi Liput Dispenad Mayor Arm Hanafi.

Kapten Jednak mengatakan bahwa Mayor Hanafi selalu bercerita tentang buah durian ketika berada di Fort Sill.

"Di Fort Sill, kamu dulu selalu memberi tahu saya tentang Durian," kata Kapten Jednak.

Mayor Arm Hanafi menjawab, "Oo...Durian. Kamu mau coba? Kamu yakin?," tanyanya.

Kapten Jednak menjawab, "Aku sangat ingin mencobanya. Tentu saja," jawabnya.

Mereka kemudian mendatangi sebuah tempat jualan durian bersama prajurit TNI dan AS yang lain untuk mencoba buah itu.

"Ambil satu, kupas, buka lalu makan," kata sang Mayor di hadapan para tentara Amerika.

Namun ketika Kapten Jednak hendak mengambil satu buah durian dengan kedua telapak tangannya, Jednak terkejut karena kedua telapak tangannya tertancap kulit durian yang tajam.

"Aduh. Tajam ya, seperti Kaktus," kata Kapten Jednak dengan wajah terkejut.

Mayor Arm Hanafi menjelaskan, "Itulah kenapa saya bilang 'runcing' kan?," katanya.

Kemudian seorang pria berkaos hitam mengangkat satu buah durian untuk Kapten Jednak itu. Sang Kapten pun mulai bisa beradaptasi dengan kulit durian yang dipegang kedua tangannya.

Sementara menurut tentara Amerika lainnya, wangi durian disebut seperti melon.

"Wanginya seperti melon," kata tentara Amerika lainnya kepada Mayor Arm Hanafi, dengan wajah sedikit penasaran.

Selanjutnya pedagang durian itu membuka kulit durian dan diberikan ke para tentara Amerika itu.

"Ini seperti pisang," ujarnya lagi.

Dengan cepat tentara Amerika itu mencicipi durian yang diberikan Mayor Arm Hanafi. Ketika memakan buah durian, tentara itu menyebut bahwa (durian) seperti pisang.

Sementara Kapten Jednak terlihat sangat menikmati rasa khas buah durian.

"Ini lezat," kata Kapten Jednak.

Selain itu, terlihat wajah tentara Amerika lainnya juga menikmati kelezatan buah durian khas Indonesia. Perlahan mereka memakan isi buah durian dengan raut wajah yang terlihat sangat menikmati rasa dan aroma durian itu.

"Hampir satu grup (tentara amerika) itu doyan semua. Hanya satu orang yang engga kuat dengan baunya," kata Mayor Arm Hanafi.

>

Tentara Amerika lainnya mengatakan, "Eehmm ini lezaatt. aku baik-baik saja," katanya.

Meski begitu, ada pula reaksi tentara Amerika yang terlihat raut wajahnya terpaksa mencicipi durian.

"Ini bukan favoritku," kata tentara yang tidak doyan buah durian.

Sementara Kapten Jednak yang telah menunggu sekian lama soal buah durian, terlihat sangat menikmati buah durian yang diberikan Mayor Arm Hanafi.

Selain makan durian, Mayor Arm Hanafi mengajak Kapten Jednak dan rekan lainnya untuk mencicipi makanan khas pempek. Terlihat wajah para tentara Amerika bergembira ketika mulai duduk di kursi sebuah restoran dan mencicipi pempek. Para tentara terlihat lahap ketika menyantap makanan khas pempek yang disuguhkan Mayor Arm Hanafi.

"Kami sangat menantikan, tidak hanya berlatih dengan tentara Indonesia. Namun kemitraan dan persahabatan yang terjalin. Itu hal terbaik dari ini semua," kata Kapten Jednak menutup kesannya selama berlatih bersaman Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Indonesia.