Belum Beres-beres, Penyelidik KPK Nonaktif Harun Al Rasyid: Saya Masih Optimis Presiden Membela Kita

JAKARTA - Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) Penyelidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) nonaktif Harun Al Rasyid memilih tak segera membereskan meja kerjanya, seperti yang dilakukan sejumlah koleganya yang akan didepak pada akhir September mendatang.

Keputusan tersebut, kata Harun, diambilnya karena ia masih percaya Presiden Jokowi akan membela ia dan puluhan pegawai lain yang tersingkir dari komisi antirasuah, setelah dinyatakan tak lolos Asesmen Tes Wawasan Kebangsaan (TWK).

"Saya belum beres-beres. Saya masih optimis Presiden akan bersikap membela kita," kata Harun kepada wartawan melalui pesan singkat, Jumat, 17 September.

Ia meyakini eks Gubernur DKI Jakarta itu akan menimbang masukan dari masyarakat dan akan mempertimbangkan keputusannya dengan matang.

"Beliau kan orangnya hati-hati. Saya masih yakin beliau akan membela kawan-kawan yang tak lolos TWK," tegas Harun.

Sementara terkait langkah lanjutan, dia mengatakan hal tersebut sudah dibicarakan bersama sejumlah pegawai KPK nonaktif yang bernasib serupa. Hanya saja, hingga saat ini, Harun mengatakan puluhan pegawai komisi antirasuah tersebut masih menunggu sikap Presiden Jokowi.

"Semoga dalam waktu yang tidak terlalu lama Presiden akan bersikap tegas," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, 57 pegawai tak bisa lagi bekerja di KPK karena mereka tak bisa menjadi ASN sesuai mandat UU KPK Nomor 19 Tahun 2019. Para pegawai tersebut di antaranya penyidik senior KPK Novel Baswedan dan Ambarita Damanik, Ketua Wadah Pegawai KPK Yudi Purnomo, penyelidik KPK Harun Al-Rasyid, serta puluhan nama lainnya.

Komisi antirasuah berdalih ketidakbisaan mereka menjadi ASN bukan karena aturan perundangan seperti Perkom KPK Nomor 1 Tahun 2021 melainkan karena hasil asesmen mereka.

Tak hanya itu, KPK juga memastikan para pegawai telah diberikan kesempatan yang sama meski mereka telah melewati batas usia atau pernah berhenti menjadi ASN sebelumnya.