Bertahan di Tengah Pandemi COVID-19, Stephanus Koeswandi Ungkap Strategi Tatalogam Lestari

JAKARTA – Semua pihak berharap pandemi COVID-19 ini bisa segera berakhir. Namun belum ada yang mengetahui secara pasti kapan pandemi akan berakhir. Menghadapi kenyataan ini produksi perusahaan, kata Stephanus Koeswandi Presiden  Vice President Tatalogam Lestari harus tetap berjalan. Karena itu mereka melakukan berbagai terobosan dan inovasi agar bisa bertahan. Apa saja yang dilakukan?

Di masa pandemi justru ada peluang yang bisa ditemukan. Untuk pemasaran pihaknya tak hanya menyasar pasar Indonesia, namun juga Amerika dan megat-negara di Afrika. “Kami tidak hanya berhenti pada pasar Indonesia, tapi juga pasar Amerika dan Afrika. Kami mengenalkan produk kami dan ternyata mereka menyambut. Ke sana-lah pasar dari produk-produk kami,” katanya kepada VOI saat menyambangi kantornya di bilangan Kenon Jeruk, Jakarta Barat, untuk sebuah wawancara khusus belum lama berselang.

Salah satu aktivitas di Pabrik Logam milik Tatalogam Lestari. (Foto IST)

Dia menyebut apa yang dilakukan saat pandemi ini sebagai buah dari The Power of Kepepet. “Kami mulai ekspor (dari Tata Metal Lestari) di masa pandemi ini. Mungkin ini namanya the power of kepepet. Akhir 2019 kami investasi di alat produksi. Sementara Maret 2020 pandemi mulai melanda Indonesia. Akhirnya kami putar otak bagaimana agar produksi tetap berjalan karena memang tak bisa dihentikan. Pasar yang coba diterobos adalah Amerika, meski banyak persyaratan akhirnya bisa lolos. Selanjutnya bisa tembus juga negara-negara di Afrika,” katanya.

Awal eskpor ke Amerka cuma 40 ton perbulan di awal pamdemi pada Maret 2020. Sampai bulan September 2021 jumlah ekspor ke Amerika sudah mencapai 7.000 ton. Jumlah ini adalah 10 sampai 20 persen jumlah produksi perusahaan. Soalnya mereka masih harus memprioritaskan permintaan dari dalam negeri dahuli.

Produksi

Karena produksi tetap berjalan dan produk yang dihasilkan terserap pasar.  Tatalogam masih bisa bertahan dan menjalankan usaha di masa sulit ini. “Sebisa mungkin tidak ada PHK. Dan Puji Tuhan sampai saat ini setelah pandemi  berlangsung hampir dua tahun, tidak ada PHK, tidak ada perumahan karyawan dan tidak ada juga pemotongan gaji. Bahkan THR dan tunjangan-tunjangan lainnya masih bisa kami bayarkan. Semua ini atas kerja keras semua lini yang ada di perusahaan kami,” ungkapnya.

Diakui Stephanus, mereka juga mengalami masa sulit saat ekspor belum deal. “Awal Maret 2020 adalah masa yang sulit bagi kami karena saat itu pandemi baru mulai, dan aturan-aturan dari pemeritnah juga belum jelas. Sementara di perusahaan kami ini banyak sekali karyawan yang menggantungkan hidupnya. Jadi kami harus menjadi perusahaan yang lincah agar bisa bertahan melintasi pandemi COVID-19 ini,” ujarnya.

Stephanus Koeswandi Vice President Tatalogam Lestari. (Foto Savic Rabos - VOI)

Bagi dia hal ini adalah tanggungjawab moral untuk membuat karyawannya tetap bisa bekerja dan berkarya. Secara umum pembangunan di Indonesia harus tetap didukung kendati pandemi belum tahu kapan akan berakhirnya.

Dalam menjalankan usaha di masa pandemi, pihak Tatalogam Lestari selalu mematuhi aturan yang dikeluarkan pemerintah. Soal protokol kesehatan di kantor dan pabrik. Soal batasan jumlah karyawan yang boleh masuk dan semua hal yang sudah digariskan oleh pemerintah dan instansi terkait. “Kami memang punya keinginan untuk tetap berproduksi, namun semua itu juga harus mengacu pada aturan pemerintah terutama dalam penegakan protokol kesehatan,” kata Stephanus Koeswandi.