Tak Mau Ada Euforia Atas Penurunan Kasus, Jokowi: COVID-19 Selalu Mengintip Kita

JAKARTA - Presiden Joko Widodo memberi catatan dalam pelaksanaan PPKM yang diperpanjang mulai hari ini. Hal ini ia sampaikan saat rapat evaluasi PPKM bersama para menteri, kemarin.

Kasus COVID-19 memang telah menurun. Selama empat hari terakhir, kasus harian berada pada angka sekitar 7.700 kasus, 6.700 kasus, 5.400 kasus, dan 4.413 kasus.

Namun, Jokowi menekankan kepada anak buahnya, jangan sampai informasi penurunan kasus ini disalahartikan oleh masyarakat bahwa mereka sudah boleh bebas berkegiatan.

"Jangan sampai informasi seperti ini disalahmengertikan bahwa sudah boleh, ini sudah boleh ini, sudah boleh ini. Ini yang berbahaya," kata Jokowi dalam tayangan Youtube Sekretrariat Presiden, dikutip Selasa, 7 September.

Jokowi minta anak buahnya untuk bisa mengingatkan masyarakat bahwa COVID-19 tak mungkin bisa hilang sepenuhnya. Yang bisa dilakukan pemerintah adalah mengendalikan agar penularan virus corona tidak kembali melonjak.

"Yang namanya COVID ini tidak mungkin hilang secara total. Yang bisa kita adalah mengendalikan. Statement ini penting sekali supaya tidak terjadi euforia yang berlebihan, seneng-senang yang berlebihan. Sehingga masyarakat selalu sadar bahwa COVID selalu mengintip, varian Delta selalu mengintip kita. Begitu lengah, bisa naik lagi," tutur Jokowi.

Jokowi juga menyinggung varian Mu yang baru muncul beberapa waktu terakhir di sejumlah negara. Jajaran pemerintah, kata Jokowi, harus mewaspadai agar varian ini tak masuk ke Indonesia dan menyebabkan lonjakan kasus seperti halnya varian Delta.

Dalam kesempatan itu, Jokowi juga minta ada evaluasi tiap daerah yang mengalami kenaikan kasus dan juga penurunan kasus. Hal ini, kata Jokowi, bisa menurunkan angka kasus aktif nasional.

"Dulu (kasus aktif) kita sampai 500-an ribu. Hari ini seingat saya di angka 150-an ribu. Ini kalau kita terus melakukan pekerjaan-pekerjaan kita secara konsisten, saya yakin insyaallah di akhir September kita di angka di bawah 100rb," pungkasnya.