Khawatir Bocor ke Taliban, Google Kunci Email Pemerintah Afghanistan
JAKARTA - Google untuk sementara mengunci sejumlah akun email milik pemerintah Afghanistan untuk mengatasi kekhawatiran jejak berkas digital yang ditinggalkan mantan pejabat pemerintahan.
Dalam keterangan tertulis, dikutip Antara dari Reuters, Sabtu, Google mengonfirmasi akun pemerintah Afghanistan dikunci dan mereka sedang memantau situasi di negara tersebut sambil "melakukan langkah sementara untuk mengamankan akun-akun yang relevan".
Salah seorang mantan pegawai pemerintahan menyatakan Taliban berupaya mengambil akun email mantan pejabat. Narasumber yang dirahasiakan itu pada bulan lalu menyatakan Taliban memintanya untuk menjaga data yang disimpan di kementerian tempat dia bekerja dulu.
Sejak pemerintahan Afghanistan jatuh ke tangan Taliban, muncul kekhawatiran basis data biometrik mungkin dieksploitasi untuk mencari musuh mereka.
Rekam jejak surat-menyurat yang tersedia secara publik menunjukkan puluhan lembaga pemerintahan Afghanistan menggunakan server milik Google untuk surat elektronik resmi, antara lain Kementerian Keuangan, Industri, Pendidikan Tinggi dan Pertambangan.
Protokol presidensial Afghanistan juga menggunakan Google, begitu juga sejumlah pemerintah lokal.
Baca juga:
- Wali Kota Mohammad Idris Depok Sudah Vaksinasi 537.091 Orang untuk Dosis Pertama, Baru Sepertiga dari Target
- Alasan Komnas HAM Kembali Tangani Dugaan Pelecehan Seksual dan Bullying Pegawai KPI Pusat: Ada Dugaan Pembiaraan
- Wanita Hamil yang Hilang saat Banjir Bandang Ngada Akhirnya Ditemukan dalam Keadaan Tewas, Suaminya Masih Dicari Tim Gabungan TNI-Polri dan SAR
- KPK Bakal Dalami Dugaan Pencucian Uang Hasil Korupsi Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono
Menguasai pangkalan data dan email pemerintah dapat mengungkapkan informasi tentang para pegawai di pemerintahan sebelumnya, mantan menteri, kontraktor pemerintah, suku yang menjadi sekutu sampai mitra asing.
Rekam jejak publik juga menunjukkan sejumlah lembaga pemerintahan menggunakan layanan email dari Microsoft Corp. Perusahaan tersebut menolak memberikan keterangan soal langkah apa saja yang mereka lakukan.