Bertemu Menteri Urusan Perdagangan Luar Negeri UEA, Jokowi Harapkan Investasi Meningkat
JAKARTA - Presiden Joko Widodo menerima kedatangan Menteri Negara Urusan Perdagangan Luar Negeri Persatuan Emirat Arab (UEA), Thani bin Ahmed Al Zeyoudi di Istana Merdeka.
Dalam pertemuannya, Jokowi menyambut baik peluncuran Perundingan Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Persatuan Emirat Arab atau Indonesia–United Arab Emirates Comprehensive Economic Partnership Agreement (IUAE-CEPA), yang telah dilakukan oleh kedua negara.
Lewat keterangan pers Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Jokowi berharap agar IUAE-CEPA ini dapat meningkatkan nilai perdagangan antara kedua negara. Saat ini, angka perdagangan baru mencapai 2,9 miliar dolar AS.
"Sejauh ini perdagangan antara Indonesia dengan UAE masih dapat ditingkatkan lebih banyak lagi. Dengan CEPA nantinya, Presiden mengharapkan paling tidak dapat dilakukan kenaikan perdagangan 2-3 kali lipatnya,” kata Retno dalam tayangan Youtube Sekretariat Presiden, Jumat, 3 September.
Tak hanya itu, Retno menyebut Jokowi menginginkan UAE-CEPA juga diharapkan dapat meningkatkan investasi, khususnya di bidang infrastruktur, ketahanan kesehatan, serta ekonomi hijau dan berkelanjutan.
Baca juga:
- Data Pribadi Jokowi Bocor, Fadjroel Minta Langkah Khusus Lindungi Data Segera Dilakukan
- Minta Pejabat Miliki Sense of Crisis Saat Pandemi, Jokowi Malah Ingkar Lewat Bonus Eks Wamen Rp580 Juta
- Coki Pardede Mengenal Sabu Sejak Kuliah, Jadi Pemakai untuk Penuhi Kesenangan
- Coki Pardede Beli 0,5 Gram Sabu dari Perempuan, Teman Spesial?
"Kita mengharapkan agar UAE akan menjadi mitra utama bagi investasi di Indonesia. Dua bidang lain selain masalah infrastruktur yang diharapkan Presiden untuk investasi dari UAE yaitu, di bidang ketahanan kesehatan dan yang kedua di bidang ekonomi hijau dan berkelanjutan," ungkap Retno.
Dalam pelaksanaan perundingan perdagangan IUAE-CEPA, Jokowi meminta hal itu dilakukan dengan cepat. Sebab, ini memberikan nilai strategis dan mencerminkan komitmen kedua negara untuk meningkatkan perdagangan dalam rangka pemulihan ekonomi pascapandemi.
"Presiden mengharapkan agar perundingan ini dapat diselesaikan kurang dari setahun. Sehingga, dalam beberapa bulan ke depan akan dapat diperoleh hasil perundingan mencapai progress yang cukup signifikan," jelasnya.