Kemenkes: Kekebalan Kelompok atau Herd Immunity Masih Menjadi Sasaran Pemerintah

JAKARAT - Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi mengemukakan kekebalan kelompok atau herd immunity sebesar 70 persen dari populasi di Indonesia melalui vaksinasi masih menjadi sasaran pemerintah untuk keluar dari pandemi.

"Jadi kita berharap kekebalan kelompok masih bisa menjadi sesuatu yang kita bisa capai, asal lebih cepat orang segera dapat dosis pertama dan dosis kedua," kata Siti Nadia Tarmizi saat hadir secara virtual dalam acara diskusi yang diselenggarakan LKBN ANTARA dan dipantau dari Jakarta, Selasa.

Nadia mengatakan efikasi vaksin COVID-19 yang kini tersedia di Indonesia masih relevan dengan perkembangan mutasi virus Corona yang terjadi saat ini.

Ia mengatakan sejak awal pengadaan vaksin, pemerintah telah mengukur batas efikasi terendah berkisar 55 hingga 60 persen untuk melindungi masyarakat dari penularan SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.

"Jadi kalau kita lihat perhitungan kita di awal itu adalah efikasi vaksin kita hitung 55 hingga 60 persen. Kita sudah mengambil batas terendah dari efikasi sebuah vaksin," katanya.

Menurut Nadia, efikasi vaksin tersebut saat ini sedang disuntikan kepada 70 persen populasi di Indonesia berdasarkan kelompok usia 12 tahun ke atas.

"Kalau kemudian kita menyelesaikan sasaran vaksinasi tadinya minimal hanya 181 juta, sekarang bertambah dengan sasaran ibu hamil, artinya kita sudah melebihi angka 70 persen penduduk," katanya.

Nadia menambahkan sebanyak tujuh jenis vaksin yang tersedia di Indonesia saat ini yakni Pfizer, Moderna, Sinovac, Sinopharm, AstraZeneca, vaksin Bio Farma dan Novavax masih sesuai dengan arahan Lembaga Kesehatan Dunia (WHO) sebagai vaksin yang efektif mencegah penularan COVID-19.

"Kita sudah pastikan bahwa ketujuh jenis vaksin ini adalah vaksin yang memang sudah menyelesaikan uji klinik fase tiga, bahkan secara global juga sudah diakui oleh WHO, kemudian dia sudah mendapatkan izin penggunaan darurat. Artinya, secara kualitas keamanan sudah diakui secara global," katanya.