Perusahaan Batu Bara Milik Konglomerat Low Tuck Kwong Raup Pendapatan Rp14,88 Triliun dan Laba Rp5,23 Triliun
JAKARTA - Perusahaan batu bara PT Bayan Resources Tbk membukukan pertumbuhan kinerja di enam bulan pertama tahun ini. Emiten bersandi saham BYAN tersebut meraup lonjakan pendapatan dan laba di semester I 2021.
Dalam laporan keuangan Bayan Resources yang dipublikasikan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Selasa 24 Agustus, perusahaan milik konglomerat Low Tuck Kwong ini mencatat kenaikan laba bersih hingga 374,23 persen pada semester I 2021 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Laba bersih Bayan Resources tercatat 359,7 juta dolar AS atau sekitar Rp5,23 triliun darisebelumnya 75,7 juta dolar AS pada semester I 2020. Lonjakan laba bersih tak lepas dari kenaikan pendapatan perseroan.
Baca juga:
- https://voi.id/ekonomi/53609/kabar-gembira-dividen-rp4-3-triliun-perusahaan-milik-konglomerat-low-tuck-kwong-bayan-resources-segera-dibagikan
- https://voi.id/ekonomi/42341/bayan-resources-perusahaan-batu-bara-milik-konglomerat-low-tuck-kwong-ini-raup-laba-rp4-7-triliun-di-2020
- https://voi.id/ekonomi/73247/perusahaan-tambang-milik-konglomerat-low-tuck-kwong-raup-penjualan-rp14-triliun-dan-laba-rp4-8-triliun-di-semester-2021
- https://voi.id/ekonomi/47068/perusahaan-tambang-batu-bara-milik-konglomerat-low-tuck-kwong-raih-pendapatan-rp7-2-triliun-di-kuartal-i-2021
- https://voi.id/ekonomi/40846/perusahaan-batu-bara-milik-konglomerat-low-tuck-kwong-dapat-perpanjangan-pinjaman-dari-sumitomo-mitsui-hingga-2024
[/see_also
BYAN berhasil mencatatkan pendapatan 1,02 miliar atau setara dengan Rp14,88 triliun dari 695,7 juta dolar AS pada semester pertama 2020. Pencapaian ini melonjak 47,14 persen.
Adapun produksi batu bara Bayan Resources mencapai 18 juta ton di semester I 2021, atau naik 50 persen dari semester I 2020 sebanyak 12,1 juta ton. Adapun, volume penjualannya naik 15 persen mencapai 19,7 juta ton dari periode yang sama sebelumnya sebanyak 17,1 ton.
Dari harga jual sendiri, produk BYAN mengalami kenaikan dari 40,7 dolar AS per ton menjadi 52,1 dolar AS per ton. Sementara rata-rata biaya produksinya turun dari 32,8 dolar AS per ton pada semester I 2020 menjadi hanya 25,2 dolar AS per ton pada enam bulan pertama 2021.