Masyarakat Diminta Datang ke Isolasi Terpusat, Luhut: Positif COVID-19 Bukan Aib
JAKARTA - Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali, Luhut Binsar Pandjaitan meminta masyarakat tidak menutup-nutupi bila terpapar COVID-19. Sebab terkonfirmasi positif COVID-19 bukan sebuah aib. Tak hanya itu, ia juga meminta masyarakat untuk datang ke isloasi terpusat guna mendapatkan perawatan.
"Izinkan saya menyampaikan bahwa positif COVID-19 bukanlah aib yang harus ditutupi," katanya dalam konferensi pers secara virtual, Senin, 23 Agustus.
Menurut Luhut, dengan ke isolasi terpusat kondisi tubuh penderita COVID-19 bisa dipantau agar tetap stabil. Sebab, tempat-tempat isolasi yang telah disediakan ada jaminan obat-obatan, tenaga kesehatan, dan makanan dari pemerintah.
Selain itu, kata Luhut, melakukan isolasi secara terpusat juga penting demi menekan tingginya angka kematian di Tanah Air. Hal ini karena banyak kasus terjadi pemburukan terhadap kondisi pasien COVID-19 ketika melakukan isolasi mandiri akibat telatnya mereka dibawa ke fasilitas kesehatan.
Sekadar informasi, berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan COVID-19, kasus kematian pasien bertambah 842 orang, pada Senin, 23 Agustus. Dengan demikian, total pasien COVID-19 meninggal mencapai 127.214 orang, sejak pengumuman kasus pertama pada 2 Maret 2020.
Baca juga:
- Jokowi Perpanjang PPKM Jawa-Bali, Jabodetabek Turun ke Level 3
- Juliari Divonis 12 Tahun Penjara, Hakim: Terdakwa Sudah Cukup Menderita Dicerca, Dimaki, Dihina Masyarakat
- Surya Paloh: Jangankan 1 KPK, 100 KPK Tidak Berefek Apa-apa
- Potensi Gelombang COVID-19 Lain, Luhut: Tak Ada yang Paling Hebat, yang Hebat adalah Bekerja Sama dalam Tim
Sementara, penambahan kasus kematian akibat COVID-19 tertinggi berada di Jawa Timur dengan 189 kasus. Kemudian di Jawa Tengah terdapat 98 kasus baru, Bali 66 kasus, Lampung 58 kasus, dan DIY dengan 39 kasus baru.
"Jadi, mari cegah sedari dini. Supaya kita tentunya bisa saling menjaga dan terhindar dari pandemi ini," tuturnya.
Di samping itu, Luhut mengingatkan bahwa beberapa hari ke depan akan ada tren kenaikan data kasus konfirmasi dan kematian akibat COVID-19. Sebab, pemerintah tengah melakukan pembenahan data.
Luhut mengatakan berdasarkan evaluasi PPKM level 4, data indikator kematian sudah masuk sebagai assessment yang sesuai dengan Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO). Sebelumnya, kata Luhut, 2 minggu lalu ada upaya pembenahan data sehingga sekarang sudah makin membaik. Namun, data di beberapa daerah butuh 1-2 minggu ke depan supaya lebih baik.
"Kasus-kasus kematian sebelumnya tidak dilaporkan sudah banyak dilaporkan. Saya ingatkan dalam beberapa hari ke depan akan ada peningkatkan kasus konfirmasi dan juga kasus kematian yang dikeluarkan kabupaten/kota, ada beberapa ratus atau ribu data yang secara bertahap dikeluarkan dalam 10 hari ke depan," ucapnya.