Studi Menemukan, Kesehatan Usus Berkaitan dengan Risiko Penyakit Jantung

JAKARTA – Kesehatan usus dipengaruhi oleh jumlah mikrobioma yang bermanfaat untuk sistem digestif. Semakin sehat usus, berdasarkan temuan studi, risiko mengalami penyakit kardiovaskular semakin rendah.

Dilansir Everyday Health, Selasa, 10 Agustus, penelitian yang menemukan fakta di atas saat ini sedang berlangsung. Sementara mempublikasikan kabar baik bahwa Anda perlu mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan mikrobioma usus.

Langkah tersebut bisa dilakukan dengan menjalani diet dan konsumsi suplemen tertentu. Tujuannya untuk menurunkan risiko gagal jantung, penumpukan plak di arteri, dan penyakit kardiovaskular lainnya seperti serangan jantung dan stroke.

Dalam tubuh terdiri dari triliunan mikroorganisme, yang disebut mikrobioma. Kebanyakan bakteri, tetapi ada juga jamur serta organisme lainnya. Rata-rata setiap orang memiliki 38 triliun bakteri yang sebagian besar mikrobioma hidup di saluran pencernaan atau usus.

Dari banyaknya bakteri, sebagian besar dianggap bermanfaat untuk membantu kerja sistem pencernaan dan mempertahankan kondisi tubuh dari organisme yang lebih berbahaya.

Raphael Kellman, M.D., seorang dokter kedokteran integratif dan fungsional, mengatakan bahwa ada bukti signifikan bahwa mikrobioma usus terlibat dalam kesehatan manusia di hampir semua penyakit.

“Penyakit kardiovaskular, yang terkait dengan morbiditas dan mortalitas yang tertinggi di seluruh dunia, tak terkecuali,” kata Kellman melengkapi.

Barrows, M.D., tim kardiologi di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas George Washington, mengatakan bahwa 70 persen dari sel-sel inflamasi tubuh bertempat di jaringan usus yang terkait.

“Jadi bakteri usus memiliki pengaruh pada peran inflamasi usus dan seluruh tubuh,” ungkap Borrows.

Ketika terjadi inflamasi atau peradangan di usus, zat berbahaya yang harusnya tidak boleh meninggalkan usus lepas dan masuk dalam aliran darah. Ini menyebabkan reaksi peradangan di mana pun zat berbahaya tersebut berhenti. Dampaknya cukup buruk, seperti muncul plak dan aterosklerosis.

Analisis dilakukan terhadap 19 studi yang dipublikasikan dalam Journal of American Heart Association mengenai penanda inflamasi, yang disebut dengan trimetilamina-N-oksida (TMAO).

Para peneliti menemukan bahwa peningkatan TMAO berkaitan dengan risiko 62 persen lebih tinggi mengalami penyakit kardiovaskular. Studi yang diterbitkan Juni 2017 tersebut juga menemukan risiko tingkat kematian 63 persen lebih tinggi.

Tinjauan lainnya diterbitkan di European Heart Journal, menemukan bahwa kadar TMAO tinggi dalam darah berisiko 67 persen lebih tinggi mengalami kejadian kardiovaskular.

Menurut Kellman, penting untuk dicatat bahwa menurut data yang tersedia ada faktor lainnya yang berkaitan, yaitu tekanan darah, kolestrol, atau trigliserida.

Untuk menjaga mikrobioma usus yang sehat, dua suplemen yaitu probiotik dan prebiotic perlu dikonsumsi. Probiotik mengandung bakteri menguntungkan sedangkan prebiotik mengandung zat yang dapat mendorong pertumbuhan bakteri menguntungkan.

Ilustrasi makanan sehat untuk sistem pencernaan (Unsplash/Brenda Godinez)

Suplemen tersebut, menurut Kellman, terdapat dalam makanan tertentu. Berdasarkan rekomendasi Center for Applied Nutrition di University of Massachusetts Medical School, makanan tersebut antara lain sebagai berikut:

  • Asparagus
  • Daun bawang
  • Bawang putih
  • Bawang merah
  • Apel
  • Pisang
  • Biji cokelat

Penting juga untuk menghindari makanan olahan, karbohidrat, gula, dan lemak berlebih. Ditambah lagi, jaga kondisi psikologis agar terhindar dari stres.