Warga Terima Beras Kuning Penuh Kutu, Camat Tambora Minta Mensos Risma Turun Tangan
JAKARTA - Camat Tambora, Jakarta Barat, Bambang Sutarna mengaku kalau warganya mendapatkan beras tak layak dari Kementerian Sosial (Kemensos). Hal ini dialami beberapa RW di Kelurahan Angke.
Weli (64) selaku warga RW 03 mengatakan dirinya mendapat beras yang dipenuhi oleh kutu dan berwarna kuning. Alhasil, beras tersebut harus dijemur agar lebih bersih. "Sudah dibersihkan sama istri tadi pagi, sudah dipilih terus dioplos dengan beras yang bagus," kata dia dilansir dari Antara, Senin, 9 Agustus.
Selain Weli, Ahmad selaku pengurus RW 03 juga mendapat laporan adanya temuan beras berkutu. Namun demikian, dia mengaku laporan tersebut tidak terlalu banyak.
"Enggak terlalu banyak, adalah sekitar 20-an yang melapor," kata Ahmad.
Hingga saat ini, Ahmad berserta pengurus yang lain masih menampung aduan warga soal temuan beras tak layak dari pemerintah pusat itu.
Dengan aduan ini, Camat Bambang berharap warganya mendapatkan penggantian beras yang layak dari pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Sosial. "Mudah-mudahan bisa diganti. Harapan kami seperti itu," kata Bambang.
Baca juga:
- RS di Bogor Mulai Bongkar Tenda Darurat Usai Angka BOR Menurun
- Bima Arya Berharap ada Relaksasi dan Penurunan Jenjang PPKM untuk Kota Bogor
- Walkot Bima Arya Serahkan Langsung IMB GKI Yasmin, Pastikan Umat Kristen Bisa Beribadah dengan Nyaman
- Tak Hanya Cinta, Buku Nikah Juga Dibuat Palsu Sindikat di Cilincing: Beroperasi Sejak 2018 dan Jual Rp3,5 Juta per Pasang
Bambang sendiri tidak bisa ikut campur dalam membantu warga mendapatkan ganti rugi beras lantaran hal tersebut bukan ranahnya.
"Itu bagian dari Kementerian sosial, kita tunggu info saja," kata Bambang.
Sebelumnya, Perum Bulog Kanwil DKI Jakarta dan Banten dan PT Pos Indonesia mengganti beras bantuan pemerintah tak layak konsumsi yang menyebar Kelurahan Angke, Tambora, Jakarta Barat.
Kepala Bidang Operasional dan Pelayanan Publik dari Perum Bulog Kanwil DKI Jakarta dan Banten, Volta Aresta menyebutkan, penggantian sekaligus menarik beras tersebut telah dilakukan sejak Sabtu, 7 Agustus lalu.
Beras tersebut dinilai tidak layak konsumsi lantaran ditemukan beberapa gumpalan dan benda asing.
"Beras yang dari pemerintah itu beras medium, soal beras basah dan sedikit menggumpal itu lantaran terjadi karena hujan dan kepanasan," kata Volta.
Gumpalan itu, lanjut Volta, disebabkan oleh tetesan air hujan yang jatuh ke beras saat proses bongkar muat.
Sebagai gantinya, pihaknya telah memberikan penggantian beras di wilayah RW 11 dan RW 06 sebanyak 90 kilogram atau setara sembilan karung.
"Proses penggantian beras basah menjadi beras layak konsumsi yang dilakukan pihak Perum Bulog Kanwil DKI Jakarta dan Banten bersama PT. Pos Indonesia berlangsung lancar," katanya.