COVID-19 Justru Menggila di Luar Jawa-Bali, Kasus Aktif Meningkat hingga 200 Persen

JAKARTA - Inisiator Pandemic Talks, Firdza Radiany menyebut Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dilakukan pemerintah memang berhasil menekan kasus COVID-19 di Pulau Jawa-Bali. Tapi, hal ini justru berbalik dengan kondisi yang ada di luar dua pulau tersebut.

Dia mengatakan, kasus aktif di luar Pulau Jawa-Bali saat ini justru meningkat hingga 216,74 persen. Sedangkan di Pulau Jawa-Bali kasus aktif kini menurun hingga berkisar 91,36 persen.

"Untuk kasus aktif, growth kenaikan kasus aktif di luar Jawa-Bali gila-gilaan. Dua kali lipat, 200 persen. Sementara di Jawa-Bali semakin menurun," kata Firdza dalam diskusi daring bertajuk Evaluasi Efektivitas PPKM Darurat Dalam Penanganan Pandemi COVID-19 yang ditayangkan di YouTube ILUNI UI, Sabtu, 7 Agustus.

Selain kasus aktif, persentase kematian pasien COVID-19 juga mengalami peningkatan di luar Pulau Jawa-Bali. Jika di Pulau Jawa-Bali angka kematian meningkat 239 persen di luar dua pulau ini persentasenya lebih tinggi.

"Kematian di Jawa ini naiknya 239 persen. Ternyata tren kematian di luar Jawa-Bali itu lebih tinggi dari Jawa-Bali sebesar 283,4 persen. Walaupun secara nominal lebih kecil tapi ini secara presentase lebih besar," ungkap Firdza.

Dengan data yang dipaparkannya itu, dia menyebut COVID-19 memang telah berhasil untuk diturunkan di Jawa-Bali. "Namun, di kesempatan yang sama virus makin menyebar di luar Jawa-Bali," tegasnya.

Senada, Wakil Ketua Komisi Komisi IX DPR Emanuel Melkiades Laka Lena juga menyebut tren peningkatan kasus positif COVID-19 juga terjadi di luar Pulau Jawa-Bali. Sehingga dia meminta pemerintah lebih memperhatikannya.

"Walaupun trennya tidak bisa dikatakan terus menurun tapi relatif sudah terkendali di Jawa-Bali meskipun di luar Jawa-Bali ada peningkatan kasus positif," kata Melki.

"Ini hal yang perlu kita cermati karena masing-masing daerah punya pendekatan yang berbeda," pungkasnya.