Siapa Retno L.P Marsudi Sebenarnya
JAKARTA - Ia adalah wanita pertama dalam sejarah pemerintahan Republik Indonesia sebagai Menteri Luar Negeri. Sosok Retno Lestari Priansari Marsudi, S.H., LL. M. bercokol sebagai orang nomor satu Kementerian Luar Negeri sejak tahun 2014 hingga berlanjut di periode kedua, dalam kabinet Indonesia Maju 2019-2024.
Mantan Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda ini berkarir sebagai birokrat di Kementerian Luar Negeri sejak tahun 1986. Setelah 22 tahun masa abdi Retno Marsudi teruji, tahun 2014 dia dilantik sebagai Menteri Luar Negeri RI menggantikan Marty Natalegawa.
Sebagai menteri yang memiiki tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang politik dan hubungan luar negeri demi membantu Presiden bertugas, Retno Marsudi bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pertahanan adalah trisula vital dalam berjalannya roda pemerintahan sebagai pelaksana tugas Presiden. Apabila Presiden dan Wakil Presiden telah mangkat, berhenti, ataupun tak dapat melaksanakan kewajiban saat masa jabatannya secara bersamaan, maka pelaksana tugas beralih kepada ketiga sosok menteri tersebut.
Di era kepemimpinan Retno Marsudi, Indonesia berhasil masuk menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB periode 2019-2020, dan anggota Dewan Hak Asasi Manusia PBB untuk periode 2020-2022.
Pencapaiannya dinilai banyak kalangan sangatlah wajar apabila wanita yang pernah masuk sebagai anggota Tim Pencari Fakta Munir ini dipercaya kembali presiden Jokowi dalam Kabinet Indonesia Maju 2019-2024.
Siapa Retno L.P Marsudi
Sebagai wanita pertama yang menjabat Menteri Luar Negeri RI, ia dilahirkan pada tanggal 27 November 1962 di Semarang, Jawa Tengah. Selepas kelulusannya di Fakultas Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada tahun 1985, setahun kemudian ia masuk ke Kementerian Luar Negeri RI lewat jalur beasiswa.
Keinginan dan impiannya sejak dulu memang menjadi seorang Diploma nantinya.
Awalan karir Retno ditugasi sebagai staf Biro Analisa dan Evaluasi untuk ASEAN. Pada tahun 1986, Retno dan Marty Natalegawa memulai karir pertama mereka dalam Kementerian Luar Negeri RI, yang keduanya nanti bergantian menjabat posisi sebagai Menteri Luar Negeri RI.
Retno Marsudi menikah dengan Agus Marsudi, pria yang menjalin hubungan sejak di bangku kuliah dan memilih dunia arsitek sebagai profesi utama hidupnya. Agus, yang dulunya tetangga Retno saat bermukim sebagai anak kos, memahami bahwa kehidupan seorang Retno Marsudi yang menuntut mobilitas tinggi, justru menciptakan atmosfir kemesraan yang diakui Retno bahwa suaminya itu ibarat sesosok 'Malaikat' dalam hidupnya. Pernikahan mereka dikaruniai dua orang putra; Yota Marsudi dan Bagas Marsudi. Nama pertama berkarir di dunia permodalan, sedangkan Bagas adalah seorang dokter lulusan Universitas Gadjah Mada.
Menginjak usia ke-30 tahun, Retno akhirnya bisa meraih mimpinya dulu sebagai seorang Diplomat muda. Hal yang dirasanya terkesan mudah, tak menyangka begitu baiknya Tuhan membukakan jalan. Tugas perdana Retno cukup berat, ia mengemban misi untuk terbang menuju Australia demi perundingan terkait isu pembantaian warta Timor Leste di Santa Cruz, Dili.
Kepeduliannya tinggi seputar isu Hak Asasi Manusia dan kesetaraan gender. Demi mendalaminya, ia mengambil kembali dunia pendidikan untuk belajar Studi Hak Asasi Manusia di Universitas Oslo, Norwegia. Ketika di Den Haag, ia juga mengambil studi formal tentang "Undang-Undang Uni Eropa".
Sebagai peraih penghargaan 'Agen Perubahan' untuk Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan oleh PBB, ia menyuarakan agar peran dan posisi seorang perempuan di tengah pandemi global saat ini berada dalam dua posisi. Pertama, kaum perempuan adalah bagian dari kelompok yang paling rentan terkena virus dan wajib dilindungi. Kedua, bahwa kaum perempuan justru menjadi bagian krusial yang bisa menjadi solusi jalan keluar melawan pandemi Covid-19.
"Kita harus ingat bahwa 70 persen tenaga medis global adalah perempuan, sehingga mereka para perempuan ada di garda depan menangani pasien." pesan Retno Marsudi yang mewakili Indonesia saat konfrensi video virtual Women Foreign Ministers Meeting 2020, Kamis (16/4).
Pencapaian karir Retno Marsudi
Berlanjut di tahun 1997, di mana perjalanan karirnya semakin terang. Retno terbang ke Belanda, ia menuju kota Den Haag, dimana satu meja kosong di dalam kantor Kedutaan Besar RI sudah disiapkan untuknya. Retno ditugaskan sebagai sekretaris di bidang ekonomi. Kemudian bertambah lagi, ditunjuk sebagai Direktur Eropa dan Amerika yang bertanggung jawab penuh atas terciptanya hubungan yang kondusif kepada 82 negara di Eropa dan Amerika terhadap negerinya sendiri, Indonesia.
Pada tahun 2005 ia merambah regional Skandinavia sebagai Duta Besar RI untuk Norwegia dan Republik Islandia. Ketika era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, dirinya mengemban misi untuk menjaga citra baik nama Indonesia di mata internasional, sekaligus merawat jalinan hubungan diplomatik di berbagai negara Eropa dan Amerika. Retno Marsudi tercatat sebagai Duta Besar Termuda Karir dalam sejarah Kemenlu RI saat berusia 43 tahun.
Dua tahun sebelum nantinya ia dipanggil ke Istana oleh Jokowi, jabatannya adalah seorang Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Belanda. Posisi yang akan menutup perjalanannya sebelum menjadi Menteri Luar Negeri RI. Sebagai Duta Besar saat itu, dirinya pun dianugerahi gelar magister oleh Haagse Hoge School di Belanda.
Retno juga menjadi orang pertama Indonesia yang menerima anugrah penghargaan Order of Merit dari Raja Norwegia di tahun 2011. Tak pelak di tahun 2015, Retno Marsudi dinobatkan sebagai The Best Ambassador lewat Certificate of Merit oleh Diplomat Magazine. Sebuah majalah prestis dalam dunia diplomat dan hubungan internasional.
Suatu hari di bulan Januari tahun 2018, Retno menjabarkan ada sekitar 9.894 kasus yang menimpa WNI di luar negeri sana. Ia juga menuturkan, pihak Kemenlu sudah berhasil memfasilitasi pemulangan para pekerja imigran WNI yang berjumlah hampir mencapai 50 ribu orang. Dibantu pula bagaimana perlindungan keselematan dan keamanan hidup mereka, haruslah dipastikan bahwa hak-hak finansial mereka juga berhasil dikembalikan lewat bantuan pemerintah. Dengan raihan total akumulatif yang dicapai berkisar 120 miliar rupiah.
Retno Marsudi memang memprioritaskan culture mindset (kultur landasan pemikiran) Kementeriannya adalah perlindungan, keselamatan dan keamanan individu. Apa yang menimpa jurnalis Indonesia di bulan September 2019 saat demo protes di Hongkong meletus, membuktikan ketegasan disertai batasan-batasan hukum internasional diperlihatkan kepada pemerintah China.
Pada tahun 2018, sosok Retno Marsudi adalah Sang Matahari Peru, yang berdiri sejajar dengan Kaisar Akihito Jepang. Ia dinobatkan sebagai El Sol del Peru oleh Pemerintah Peru, sebuah apresiasi penghargaan resmi bagi mereka kalangan sipil di negara sendiri, atau warga negara asing. Peran Retno dianggap bisa mendorong hubungan bilateral antara Indonesia dengan Peru semakin positif. Sebagai mitra dagang ke-4 terbesar di kawasan Amerika Latin, maka estimasi nilai perdagangan antara Indonesia dengan Peru di tahun 2017 berhasil naik sebesar 5,3 persen dari tahun sebelumnya di 2006.
Lewat El Sol del Peru, citra bangsa ikut terkatrol naik lewat figur Retno Marsudi. Penghargaan yang sebelumnya pernah ada nama tercatat sebagai penerima seperti Donald Tusk, Ban Ki Moon, Kaisar Akihito, dan Dimitry Medvedev.[/blockqoute]
Menelisik Sang Menteri Luar Negeri
Setelah 22 tahun kontribusi Retno Marsudi bersama Kemenlu RI, saat ini ia masuk dalam periode kedua sebagai Menteri Luar Negeri RI. Bahkan menjelang acara pelantikan Kabinet Indonesia Maju untuk periode 2019-2024, Retno masih hilir mudik menemani Wakil Presiden Ma'ruf Amin menerima para tamu internasional. Sejak 27 Oktober 2014 periode pertamanya menjabat, hingga belakangan ini, apa saja yang telah terjadi?
- Pada pertengahan Maret, Retno telah menetapkan-mengeluarkan larangan kepada 11 negara untuk tak diizinkan memasuki kawasan NKRI.
- Di bulan Juni 2020 Retno mengemukakan akan adanya uluran tangan atau bantuan medis dari pihak Amerika Serikat berupa 100 unit ventilator. Menurut rencana akan tiba di awal bulan depan nanti, Juli-Agustus 2020. Selain dari AS, uluran tangan pihak China sudah lebih dulu tiba di Indonesia pada 5 Juni 2020. Bantuan berupa 150.000 PCR test kit, 80.000 masker medis, 1,3 juta masker bedah, 80 ribu APD, dan 50 portabel ventilator.
- Menggugat dan meminta perusahaan kapal asal Tiongkok agar memenuhi hak-hak pekerja Anak Buah Kapal (ABK) berstatus WNI. Perlakuan yang tak manusiawi sehingga menyebabkan kematian tak layak sangat menorehkan catatan pahit bagi Kemenlu RI.
- Ditugaskan presiden Jokowi untuk menerapkan konsep Key Performance Indicator untuk kinerja-peran para Duta Besar Indonesia di berbagai belahan negara.
Fakta menarik Retno L.P Marsudi
Tim Pencari Fakta Munir
Tak banyak publik menyadari, bahwa ada nama Retno L.P Marsudi dibalik Tim Pencari Fakta Munir Said Thalib di tahun 2004. Atensi Retno akan isu-isu Hak Asasi Manusia (HAM), menggugah keinginannya agar dilibatkan sebagai pembuka jalan yang terang, kasus kematian Munir.
Satu Sekolah dengan Sri Mulyani
Satu sekolahan dan satu lingkup pekerjaan pada akhirnya di masa depan. Bagaimana Retno sang Menlu dan Sri Mulyani sang Menkeu dulunya bersekolah di satu SMA yang sama, yakni SMA Negeri 3 Semarang angkatan 1981.
Tercatat Tak Memiliki Beban Hutang
Menurut catatan LHKPN per bulan April 2018, Retno Marsudi yang memiliki kekayaan senilai Rp.15.431.338.483 bersama Ida Fauziyah yang menjabat sebagai Menaker di Kabinet Indonesia Maju, sebagai dua sosok pejabat yang tak memiliki beban hutang sepeser pun.
Sebuah Kesetaraan Gender
Akibat isu permasalahan kesetaraan gender, kemudian diiringi pelbagai aktivitas pemberdayaan kaum perempuan, Retno dihadiahkan penghargaan dari UNI Women dan Partnership Global Forum (PGF).
Tik-Tok dan Slankers
Mungkin ia satu-satunya menteri yang sengaja bergoyang ala Tik-Tok di Istana Negara. Di sela-sela pertemuan dengan para influencer (figur berpengaruh), gaya Ibu Menlu yang ternyata menikmati lagu-lagu Slank, terlihat rileks dan lepas.
Sudah ke Penjuru Dunia
Ia mengaku sudah ke berbagai negara di penjuru dunia, diantara semua negara-negara yang disinggahinya, ia hanya jatuh hati kepada Belanda yang sangat terlihat apik dan sederhana dengan kehidupan yang terbiasa bersepeda dalam kesehariannya.
***
Profil Retno L.P Marsudi
Nama Lengkap
Retno Lestari Priansari Marsudi, S.H., LL. M.
Nama Panggilan
Retno Marsudi, Retno
Tempat dan Tanggal Lahir
Semarang, 27 November 1962
Agama
Islam
Profesi
Birokrat
Pasangan
Agus Marsudi
Anak
Dyota Marsudi, Bagas Marsudi
Harta Kekayaan
Rp.15.431.338.483 (2018/LHKPN)
*
Pendidikan
S2 Hukum Uni Eropa, Haagse Hogeschool, Belanda.
S1 Fakultas Hubungan Internasioanal, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
SMA Negeri 3 Semarang, Jawa Tengah.
*
Karir
Menteri Luar Negeri, Kabinet Indonesia Maju, 2019-sekarang.
Menteri Luar Negeri, Kabinet Indonesia Kerja, 2014-2019.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Belanda, 2012-2014.
Direktur Jenderal Amerika dan Eropa, 2008-2012.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Norwegia dan Republik Islandia, 2005-2008.
Direktur Eropa Barat, 2003-2005.
Direktur Kerjasama Intra dan Antar Regional Amerika dan Eropa, 2001-2003.
Sekretaris bidang Ekonomi Kedutaan Besar RI untuk Kerajaan Belanda, Den Haag, 1997-2001
Kedutaan Besar Indonesia di Canberra, Australia, 1990-1994.
*
Penghargaan
The Order of Merit (Grand Officer-the Second Highest Decoration), Norwegia, Desember 2011.
The Ridder Grootkruis di de Orde van Oranje-Nassau, Belanda, 12 Januari 2015.
Penghargaan "Agen Perubahan" dari PBB untuk Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan (UN Women), 21 September 2017.
"El Sol del Peru" ("Matahari Peru"), Peru 24 Mei 2018.
Penghargaan Perlindungan Buruh Migran dari Serikat Buruh Migran Indonesia, 18 Desember 2017.
Elle Style Awards 2018, kategori Outstanding Achievement, Oktober 2018.
Penghargaan Tokoh Publik Terbaik, dari iNews Indonesia Awards 2018, 15 November 2018.
"Anugerah Perhuman Indonesia Tahun 2018" (Penghargaan Hubungan Masyarkat untuk 2018), untuk kategori Pejabat Pemerintah, 10 Desember 2018.
Penghargaan Khusus untuk Pemimpin Diplomasi Kemanusiaan dari PKPU Human Initiative, 19 Desember 2018.