Coretan Ridwan Kamil soal Kondisi Terkini: Jangan Ahli Musik Ngomongin COVID, Nggak Nyambung
JAKARTA - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menggambarkan terbelahnya masyarakat kala pandemi COVID-19. Ridwan Kamil membagi kelompok-kelompok yang punya pandangan berbeda mengenai virus corona itu.
Lewat coretan tangan, Ridwan Kamil dalam program Mata Najwa menjelaskan gambaran kondisi terbelahnya masyarakat soal COVID-19. Titik sumbatnya terkait komunikasi publik.
“Ada masalah di public communication, masyarakat terbelah. Ada geng kesehatan dan ekonomi. Pemerintah memutuskan dua ini tidak bisa dibelah,” kata Ridwan Kamil dikutip dari YouTube Najwa Shihab, Kamis, 15 Juli.
Asupan informasi soal COVID-19 dalam pandangan Ridwan Kamil yang akrab disapa Kang Emil ini bersumber dari sejumlah pihak. Expert, influencer hingga tokoh masyarakat.
“Ada juga kelompok provokator,” katanya.
Muara dari alur informasi ini ada yang ilmiah, hoaks juga beda pendapat. Belum lagi kata Kang Emil bila COVID-19 dikaitkan dengan urusan politik. Kondisi masyarakat makin terbelah.
“Kalau politik dipakai membahas COVID isunya mengkritisi. Masyarakat terbagi tiga, masih di kelompok denial tidak percaya COVID, maka konsumsi informasinya (terkait) konspirasi, COVID bisnis, dicovidkan, China kuasai RI, settingan pemerintah endorser COVID,” papar Kang Emil.
Tapi ada juga kelompok mayoritas yang menerima atau dalam artian mempercayai COVID-19. Namun kelompok ini masih disebut Kang Emil dalam tataran tak taat protokol kesehatan.
Baca juga:
Sedangkan yang diharapkan saat ini adalah kelompok beradaptasi. Masyarakat yang sadar untuk menaati prokes cegah penyebaran COVID-19.
“Pesan saya, dari semua ini, dahulukan pesan dari pemerintah dan dahulukan pesan dari expert. Serahkan pada ahlinya, jangan ahli musik ngomongin kesehatan, kan nggak nyambung,” katanya.
“Kalau ngomongin COVID nanyanya ke dokter bukan ke pemusik. Sehingga tokoh influencer yang followernya banyak tapi ilmunya bukan di kesehatan, saya titip selalu cek-ricek, konfirmasi ke expert kalau pemerintah kurang memadai sehingga kita bisa menghindari hoaks,” pesan Kang Emil.