Alkohol adalah Penyelamat Peradaban Kita Jika Primata Betul Nenek Moyang Manusia

JAKARTA - Makanan atau minuman beralkohol kerap dipandang negatif oleh beberapa kelompok orang. Namun banyak yang tidak mengetahui bahwa alkohol memiliki peran dalam evolusi primata yang menyebabkan makhluk tersebut tiidak punah hingga kini. Jika kita benar hasil evolusi primata, maka sejatinya alkohol lah yang menyelamatkan kita.

Nenek moyang manusia dan kera besar lain yang hidup sekitar 10 juta tahun lalu berevolusi untuk membawa protein yang membuat proses metabolisme alkohol pada tubuh manusia saat ini lebih efisien.

Primata-primata ini akhirnya membawa kemampuan tersebut tidak hanya bagi manusia tetapi juga bagi gorila, simpanse, dan bonobo. Semua primata tersebut mampu memecah etanol, senyawa kimia dalam alkohol.

Dalam sebuah buku baru berjudul 'Alcohol And Humans: A Long And Social Affair' Profesor Dr Kim Hockings dan Dr Robin Dunbar berpendapat bahwa kemampuan ini membantu mereka dalam pertempuran untuk bertahan hidup melawan spesies monyet lainnya.

Primata-primata tersebut dapat memakan buah yang jatuh dari pohon dan terfermentasi, sementara spesies rival lainnya tidak mampu mengonsumsi buah terfermentasi tersebut.

Dr Hockings, yang merupakan seorang dosen senior ilmu konservasi di University of Exeter, Inggris, mengatakan bahwa hingga hari ini dapat dilihat kera besar seperti orangutan, dapat memakan buah yang difermentasi, bahkan meminum air anggur fermentasi yang diproduksi oleh manusia. 

"Sulit dipastkan mengapa mereka dapat mengonsumsi alkohol dan ini mencerminkan sejarah kompleks hubungan kita (manusia) dengan alkohol. Satu hal yang menarik adalah bahwa kadar alkohol dalam buah yang jatuh dari pohon biasanya sekitar 1% hingga 4%, mirip seperti bir beralkohol rendah yang kita konnsumsi. Namun alkohol yang dikonsumsi manusia saat ini jauh lebih besar kadarnya," ujar Dr Hockings, dikutip dari Metro

Selain itu, penulis buku tersebut juga mengatakan alkohol di kehidupan manusia bukan hanya masalah medis tetapi bagian dari tatanan sosial manusia, baik zaman dulu maupun sekarang. Dr Dunbar, seorang profesor psikologi evolusi di University of Oxford mengatakan bahwa pada budaya dan periode waktu yang berbeda, alkohol secara konsisten menjadi bagian dari cara manusia bersosialisasi satu sama lain. 

"Semakin lama, alkohol dipandang sebagai penyebab masalah medis, tetapi penyalahgunaan alkohol hanya sebagian kecil dari pola sosial dalam penggunaan alkohol yang lebih luas oleh manusia," jelas Dr Dunbar.

Apa pun alasannya, mengonsumsi alkohol harus bijak. Untuk merasakan khasiatnya, dikonsumsi secukupnya agar terhindar dari masalah-masalah yang ditimbulkan akibat dikonsumsi berlebihan.