[MUSIK] Hazen Mardial | Tentang Batas Berpikir dan Dunia dalam Tiga Karakter
Elon Musk boleh menamai anaknya X Æ A-Xii. Deddy Corbuzier silakan saja mengundang seratus Young Lex untuk berbicara di podcastnya. Atau berapa pun jabatan menteri yang ingin diduduki Luhut Binsar Panjaitan. Tapi, yang jelas, salah satu dimensi kehidupan di masa depan pasti juga milik Hazen Mardial. Bukan cuma perkara album musik yang ia rilis di situs bokep. Distribusi "Album Terbaik Di Tata Surya" mengandung pesan penting soal batasan. Mari kita mendalami makna batasan dari kepala orang yang hampir tak mengenal batas.
Sebuah kutipan yang tak cuma penting, tapi juga ciamik sebagai headline dilontarkan produser musik muda, Hazen Mardial kepada kami di awal wawancara telepon, Kamis, dinihari, 28 Mei. Kita tahu, Senin, 25 Mei, Hazen, sebagai pseudonym-nya, Mamang Kesbor merilis album penuh berjudul Album Terbaik Di Tata Surya lewat situs bokep, Pornhub. Album itu memancing begitu banyak reaksi publik.
Publikasi yang meriah buat Mamang Kesbor, begitu menurut Hazen kepada banyak media massa yang mewawancarainya. Namun, kepada kami ia mengungkap alasan utama kenapa album itu ia rilis di Pornhub. Menurut Hazen, ada kendala yang dialami pihak agregator ketika dirinya hendak mengajukan unggahan materi album itu ke sejumlah platform streaming musik. Kepalang janji merilis tanggal 25 Mei, Hazen kemudian putar otak.
"Album ini gua janjikan sudah dari bulan November dan selalu diundur. Lalu (kembali diundur) dari bulan Maret sampai April. Menurut gua, mundurnya sudah kejauhan dan orang sudah pasti bete kalau gua harus bilang ini diundur lagi, walaupun cuma diundur seminggu, gitu. Gua kepikiran di situ, spontan saja, kenapa enggak gua upload saja di Pornhub. Karena menurut gua, itu dari segi publicity, gua bakalan pasti diomongin orang."
Terbilang spontan. Tapi, pilihan yang diambil Hazen jelas bertanggung jawab. Ia bisa saja membatasi cara berpikirnya, mendistribusikan album lewat cara lazim. Tapi, mengecewakan penggemar memang tak bijak. Bukan apa-apa. Album ini jelas dinantikan. Dari 13 nomor, beberapa di antaranya adalah materi lama. Sebat Dulu, Amer, Emo Night, dan Soto Ayam Bu Karti (Album Version) adalah materi yang sebelumnya telah dilempar Mamang Kesbor dalam bentuk lagu tunggal.
Di album, keempat lagu itu telah melewati proses pengaryaan ulang oleh Mamang Kesbor. Emo Night dan Sebat Dulu, misalnya. Dalam versi album, Mamang Kesbor menambahkan sejumlah treatment, termasuk merekam ulang vokal. Soto Ayam Bu Karti (Album Version) lebih istimewa. Mamang Kesbor menambahkan unsur orkestra sebagai glorifikasi musik. Dengar saja betapa "grande"-nya Soto Ayam Bu Karti (Album Version).
"Jadi gua mau bikin konsep kayak lagunya ini jadi lebih glorious gitu, lho. Kan penantian orang soal album ini lumayan lama. Jadi gua kayak mau ngasih celebration di lagu yang menurut gua itu single utamanya kan, Soto Ayam Bu Karti."
Secara keseluruhan, kita dapat merasakan unsur kuat new school hip hop dalam Album Terbaik Di Tata Surya. Unsur psikedelik yang identik dengan karakter musik Mamang Kesbor nan "mengawang-awang" juga dapat dinikmati sebagai benang merah dalam album. Benang merah lain adalah tema. Album Terbaik Di Tata Surya mengangkat kritik sosial yang kuat. Bukan yang menggurui, namun satire. Mardial menempatkan karakter Mamang Kesbor sebagai bagian dari tatanan sosial yang dikritisi.
Dalam album ini, Mamang Kesbor melibatkan visual artis, Yudhistira Israel alias VNGNC untuk mendesain sampul. Sampul Album Terbaik Di Tata Surya terinspirasi dari desain visual bertema psikedelik, disesuaikan dengan musik "mengawang-awang" yang lekat dengan Mamang Kesbor. Pemilihan jenis font diadaptasi dari desain ikonik "Woodstock". Hazen turut menyinggung beberapa easter egg di dalam sampul. Beberapa ia jelaskan, meski tak seluruhnya. Hazen hanya mengungkap keberadaan easter egg yang amat gelap di sana.
"Jadi pas Si VNGNC minta mau kayak gimana cover art-nya, gua kasih langsung cover album Jimi Hendrix atau siapa pun gitu. Gua kasih lihat ke dia. 'Gua mau kayak gini, tapi lu bikin se-Mamang Kesbor mungkin.' Akhirnya dia buat, ya gitu. Tipe-tipe yang ala-ala psikedelik, Woodstock, jadul, gitu. Cuma di beberapa coretan-coretan belakangnya itu, yang abstrak-abstraknya itu, itu mewakili judul-judul lagu. Itu ada mangkung soto ayam, ada rokok, semua ada di situ. Ada botol. Pokoknya lu harus teliti, ada banyak easter egg di situ. Ada yang sebenarnya itu dark banget, gua enggak bisa sebutin."
Dalam tiga karakter
Rilis album di Pornhub barangkali bukan kegilaan terbesar Hazen. Toh, ia juga bukan yang pertama mendistribusikan album lewat platform tak lazim. Pada 2016, rapper kondang Kanye West juga merils album studionya, The Life of Pablo di Pornhub. Di dalam negeri, kelakuan mirip-mirip juga pernah dilakukan kelompok surf rock muda, The Panturas. Pada 2018, anak-anak Bandung mempromosikan lagu tunggal Queen of the South lewat aplikasi kencan, Tinder.
Jika ingin melihat kegilaan yang lebih besar, perkenalkan, Mardial dan Deny Woles. Keduanya adalah pseudonym Hazen selain Mamang Kesbor. Hazen menuturkan, ketiga karakter yang ia bentuk memiliki ciri dan segmen pasar tersendiri. Mamang Kesbor yang hari ini merilis album di Pornhub adalah sisi kritis dari diri Hazen. Bukan guru suci. Mamang Kesbor mengkritik dengan cara menertawakan dirinya sendiri sebagai bagian dari tatanan sosial yang kadang "ngawur".
Karakter Mamang Kesbor pertama kali diperkenalkan Hazen lewat sebuah video esai di kanal YouTubenya. Dalam video, Mamang Kesbor tampil dengan persona menyebalkan. Pengembangan karakter Mamang Kesbor kemudian berlanjut di dalam seri video YouTube garapan VNGNC. Disambut respons baik, Hazen kemudian memantapkan Mamang Kesbor sebagai salah satu karakter di dalam "universe"-nya. Hazen tak hanya menggelar ruangan lain untuk menumpahkan keresahan, tapi juga membuka keran rupiah baru.
Karakter Mamang Kesbor lahir terinspirasi oleh sosok George Kusunoki Miller, penyanyi sekaligus komedian keturunan Australia-Jepang. George Miller juga dikenal dengan berbagai karakter bermacam persona. Sebagai musisi, George Miller memiliki alias sebagai Joji. Ia kini tergabung bersama 88 Rising. Sebagai komedian, George Miller dikenal dengan komedi supergelap yang ia mainkan sebagai Filthy Frank.
Ketenaran Mamang Kesbor sebagai musisi turut didorong oleh merebaknya fiksi "koplofy". Ada cerita menarik di baliknya. Koplofy awalnya dimunculkan Hazen dalam sebuah video parodi. Di video tersebut, Hazen menampilkan Mamang Kesbor yang memperkenalkan sebuah aplikasi instan untuk membuat musik koplo. Tentu saja aplikasi itu tak sungguhan ada kala itu. Video tentang koplofy adalah cara Hazen merespons merebaknya musik-musik koplo remix kala itu. Dari video itu, fiksi koplofy meluas.
Sebelum Mamang Kesbor, Hazen sejatinya sempat membentuk sebuah karakter rapper bernama Marlo Kopo. Sebagai Marlo Kopo, Hazen sempat membuat sebuah lagu sebelum memutuskan mematikan karakter tersebut. Marlo Kopo bukan representasi yang cocok bagi sisi rapper Hazen. "Karena gua mikir, gua enggak bisa ngerap yang konsepnya serius gitu, ya. Kalau bercanda-bercanda itu gua bisa sih."
Sebagai Mamang Kesbor, Hazen lebih cair. Sisi 'ngehek'-nya jelas terwakili. Pun dalam pembentukan musik. Hazen tak membiarkan Mamang Kesbor jadi rapper mahir. Untuk teknik musik barangkali tak berhasil-berhasil amat. Musikalitas Mamang Kesbor tak bisa dianggap recehan. Tapi, soal lirik, Mamang Kesbor jelas "memenangi" kegagalan seorang rapper. Dengar saja rima-rima rendahan yang disematkan Mamang Kesbor.
Jauh sebelum Album Terbaik Di Tata Surya dan Pornhub, Hazen lebih dulu malang melintang sebagai Mardial, karakternya sebagai musisi elektronik. Sebagai Mardial, Hazen telah meluncurkan sejumlah rilisan album dan EP: Mardial & Friends, QUARANTINO, United States of BPM, Musik Dubstep, Dubstep EP, dan United States of BPM Remixes. Kolaborasi Mardial bersama sejumlah musisi lain juga catatkan prestasi. Lagu I Am Me rilisan Ramengvrl yang Hazen produseri bersama Gerald didaulat sebagai salah satu soundtrack gim balap andalan Electronic Arts, Need for Speed Heat.
Pseudonym lain yang dipelihara Hazen adalah DJ Deny Woles. Karakter ini Hazen bentuk sebagai antitesis dari karakter musik Mardial yang lekat dengan dubstep dan trap. Di Gundala Theme Song 2.0, misalnya. Di lagu itu Hazen mengolaborasikan Mardial sebagai pembuat musik dan Deny Woles sebagai pengisi vokal. "Pseudonym Deny Woles akhirnya gua pakai untuk karakter musik yang sebenarnya jauh dari Mardial, gitu. Jadi, contoh, Si Deny Woles yang ada di soundtrack Gundala itu kan lagu, tapi ada vokalnya, gitu. Yang nyanyi, ya gua, gua juga. Gua anggap aja itu Si Deny Woles yang nyanyi."
Batasan
Hidup hanya sebagai satu karakter nampaknya tak cukup untuk mengakomodir keliaran isi kepala Hazen. Ia tak begitu mengenal batas, setidaknya dalam cara berpikir. Pesan dalam rilisan album ke Pornhub pun jelas sejatinya. Ada kritik untuk otoritas. Hazen hendak menyampaikan bahwa pembatasan akses internet yang dilakukan otoritas bukan solusi. Benar, memang. Hazen membuktikan. Jika albumnya adalah video porno, maka video porno itu sudah diakses lebih dari 5.186 kali berdasar pantauan kami pada unggahan itu, Kamis siang, 28 Mei.
Hazen barangkali memang tak pernah membatasi caranya berpikir. Tapi bukan berarti ia benar-benar tak mengenal batas. Dalam proses berkarya, Hazen memiliki pakem sendiri. "Karena gua tinggal di Indonesia, gua enggak akan juga sotoy dan melanggar hukum pastinya. Jadi setiap bikin sesuatu yang sifatnya agak nyentil suatu pihak, gua pasti akan konsultasi ke beberapa temen gua yang ngerti hukum. Itu aja, simpel. Sama gua enggak akan menyerang kaum-kaum yang pada waktu itu sedang dibahas."
Selain pesan kritik pada otoritas soal pembatasan akses internet, rilisan album Mamang Kesbor di Pornhub juga jadi sinyal penting soal masa depan distribusi musik. Di masa depan, layanan streaming akan jadi pemain utama. Pengembang tak hanya berperan sebagai sharing channel, tapi juga sebagai record label sekaligus agregator.
"Karena yang gua tahu adalah, contoh Spotify itu udah mulai bikin Spotify Exclusive Artist. Dulu, gini teknisnya kan, kita punya demo, kirim ke label, label yang ngurusin, dan bisa didistribusikan. Sekarang, teknisnya, ke depannya, bisa aja ada musisi, materinya punya, udah dia langsung aja upload ke Spotify. Spotify jadi kayak sosial media aja, kayak YouTube aja, semua orang bisa upload dengan bebas gitu."