Dinkes Mataram Bantah Stok Vaksin COVID-19 akan Ditarik
JAKARTA - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram membantah adanya rencana penarikan stok vaksin dari Dinkes Provinsi Nusa Tenggara Barat, karena daerah itu dinilai lamban dalam melaksanakan program vaksinasi COVID-19.
"Cakupan vaksinasi atau kekebalan kelompok (herd immunity) kita bisa dikatakan paling tinggi karena sudah mencapai 30 persen dari target 70 persen yang ditetapkan pemerintah," kata Kepala Dinkes Kota Mataram dr H Usman Hadi di Mataram, dilansir Antara, Jumat, 2 Juli.
Pernyataan itu disampaikan menanggapi rencana Dinkes Provinsi NTB yang akan menarik stok vaksin di Kota Mataram karena dianggap lamban dalam melaksanakan kegiatan vaksinasi COVID-19.
Dikatakan, cakupan vaksinasi COVID-19 terhadap warga di Mataram usia 18 tahun ke atas sudah mencapai sekitar 80.000 jiwa. Sementara target sasaran vaksinasi kita sebesar 70 persen atau sekitar 300.000 jiwa dari total jumlah penduduk Kota Mataram sekitar 450.000 jiwa.
"Dengan melihat cakupan itu, tidak mungkin dikatakan lamban dan kemudian Dinkes Provinsi NTB mau menarik stok vaksin yang ada di kami," katanya.
Baca juga:
- Rosan Roeslani: Dapat Restu Jokowi, Kadin Gelar Munas Sekaligus Vaksinasi Massal di Kendari
- Tetap Gelar Munas, Kadin Carter Pesawat Garuda Indonesia untuk Boyong Peserta ke Kendari
- Empat Fakta Terbaru Munas VIII Kadin di Kendari
- Kadin NTT Dukung Arsjad Rasjid Anak Buah Konglomerat Agus Lasmono Sudwikatmono Jadi Ketum Kadin
Tingginya cakupan vaksinasi di Kota Mataram itu, sambungnya, dibantu oleh berbagai kalangan masyarakat termasuk TNI/Polri, dalam upaya meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat agar mau divaksin.
Menurutnya, stok vaksin COVID-19 yang tersebar pada 27 fasilitas kesehatan (faskes) se-Kota Mataram terakhir pada Rabu, 30 Juni sebanyak 755 vial dan pada Kamis, 1 Juli masuk lagi sebanyak 625 vial.
"Jadi tidak mungkin kalau stok yang sudah ada ditarik lagi," katanya.
Kemungkinan, kata Usman, yang dimaksudkan penarikan stok vaksin tersebut adalah, pengalihan pendistribusian kuota vaksin untuk kabupaten/kota yang cakupannya nilai masih rendah.
"Misalnya, pada 100 vial yang akan didistribusikan ada jatah untuk Kota Mataram, tapi karena Mataram masih punya stok banyak jadi dialihkan ke kabupaten/kota lainnya. Jadi bukan ditarik," katanya menjelaskan.