Bogor Darurat COVID-19, Wakil Wali Kota: 300 Orang Positif dalam Sehari
JAKARTA - Wakil Wali Kota Bogor, Jawa Barat, Dedie A Rachim menyebutkan penyebaran COVID-19 di daerahnya sudah memasuki kondisi darurat. Sehingga perlu penanganan yang lebih ketat untuk menekan kasus positif virus corona.
"Kasus positif COVID-19 di Kota Bogor meningkat tajam dalam dua pekan terakhir. Rata-rata tambah sekitar 300 kasus positif per hari," kata Dedie A Rachim di Bogor, dilansir Antara, Kamis, 1 Juli.
Menurut Dedie, warga Kota Bogor yang terkonfirmasi positif COVID-19 dan masih sakit sampai Kamis hari ini ada sebanyak 3.705 kasus. Sedangkan ketersediaan tempat tidur untuk pasien positif COVID-19 di 21 rumah sakit rujukan ada 891 tempat tidur.
"Dari jumlah tersebut, tempat tidur yang diisi warga Kota Bogor hanya separuhnya yakni sekitar 50 persen, sedangkan separuhnya lagi diisi oleh warga dari luar Kota Bogor. Itu artinya, ada sekitar 3.000 warga Kota Bogor yang menjalani isolasi mandiri di rumahnya masing-masing," katanya.
Baca juga:
- Polda Papua Surati Mendagri Minta Izin Tangkap Bupati Mamberamo Raya Tersangka Korupsi Dana COVID-19
- Kemenkes Sebut Varian Delta 6 Kali Lebih Cepat Menular, Cuma Butuh Waktu 10-15 Detik
- Ngabalin Beri Pesan ke BEM UI, Singgung Intelektualitas dan Kritis yang Harus Pakai Data
- Ganjar Pranowo: Tingkat Keterisian Tempat Tidur Sudah Membahayakan
Menurut dia, ada juga warga Kota Bogor yang terpapar COVID-19, keluarganya mencari rumah sakit di luar Kota Bogor.
"Mobilitas warga yang keluar Kota Bogor menjadi rumah sakit ini juga perlu diawasi, karena ada resiko tertular COVID-19," katanya.
Dedie mengingatkan, semua jajaran di wilayah Kota Bogor, mulai dari kecamatan, kelurahan, lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM), sampai karang taruna, agar turut membantu melakukan pendataan warga yang lebih akurat di lingkungannya masing-masing.
Pendataan itu meliputi, lokasi warga yang terpapar, berapa banyak orang yang menjadi kontak erat, serta segera melakukan konsolidasi dengan Puskesmas, lurah atau camat.
Dedie menegaskan, semua jajaran di wilayah Kota Bogor harus bisa memastikan bahwa warga yang terpapar COVID-19 dan menjalani isolasi mandiri di rumah juga mendapat perhatian dari fasilitas kesehatan setempat, seperti dari Puskesmas.
"Paling tidak mendapat obat yang standar, itu penting. Jadi, kalaupun rumah sakit di Kota Bogor tidak mampu menampung semua kasus aktif COVID-19 yang membutuhkan perawatan, tapi agar ada visitasi ke rumah," katanya.