Sejumlah Strategi Kementerian Pertahanan Hadapi 'Musuh Tak Terlihat'

JAKARTA - Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sakti Wahyu Trenggono menyebut pandemi COVID-19 yang terjadi saat ini makin menyadarkan semua pihak, jika isu soal pertahanan bukan hanya alutsista saja tapi juga ketahanan nirmiliter di bidang pangan dan kesehatan.

Dia mengatakan, pandemi sekarang, bisa diibaratkan sebagai musuh perang yang tak terlihat karena telah mengubah kehidupan masyarakat hingga cara mereka berinteraksi. Sehingga, Kementerian Pertahanan (Kemhan) saat ini tengah membuat langkah strategis untuk menghadapi pandemi ini.

"Saat ini kami tengah merancang beberapa langkah strategis dalam menghadapi musuh yang tak terlihat ini dengan menitikberatkan pada pembangunan ketahanan pangan dan kesehatan agar bangsa ini siap menghadapi peristiwa serupa jika terulang," kata Trenggono dalam keterangan tertulisnya yang dikutip VOI pada Sabtu, 23 Mei.

Pada bidang kesehatan, wakil Prabowo ini, Kementerian Pertahanan tengah melakukan transformasi di Universitas Pertahanan (Unhan) dengan mendirikan Fakultas Kedokteran Militer, Fakultas Farmasi Militer, dan Fakultas Teknik Militer.

"Kami ingin mencetak sumber daya manusia (SDM) unggul di bidang keshetan. Kemudian ada laboratorium farmasi dan virologi. Ini semua agar ketahanan kesehatan menjadi mandiri di masa depan," ungkap dia.

Sementara di bidang pangan, kata Trenggono, saat ini pihaknya tengah mencari lahan untuk menyediakan cadangan pangan untuk kepentingan nasional. Ada beberapa lokasi yang sudah dilihatnya, namun dia tak menjabarkan lokasi tersebut dimana saja.

"Kami sedang melihat beberapa lokasi yang akan kami gunakan supaya bisa mendukung ketahanan pangan. Untuk merealisasikan ide cadangan pangan ini dibutuhkan konsistensi kebijakan karena butuh waktu lama untuk merealisasikannya," jelas mantan bendahara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin ini di Pilpres 2019 yang lalu.

Namun yang pasti, kata dia, ketahanan di bidang nirmiliter khususnya kesehatan dan pangan akan terus jadi fokus bagi dirinya di Kementerian Pertahanan.

Apalagi, sejak dirinya dilantik oleh Presiden Joko Widodo pada 25 Oktober yang lalu, dia sudah menyatakan perang melawan virus adalah perang yang akan dihadapi oleh Indonesia di masa depan.

"Saat itu saya nyatakan perang di masa depan itu, salah satunya adalah perang melawan penyebaran virus dan penyakit," tegasnya.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto juga menyatakan jika COVID-19 merupakan ancaman yang berbahaya bagi seluruh masyarakat Indonesia dan seluruh umat manusia.

"Ini sebetulnya adalah perang, perang melawan musuh yang tidak kelihatan, perang terhadap musuh yang tidak punya ideologi, tidak punya agenda lain selain mengancam keselamatan manusia," kata Prabowo dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 28 April.

Diketahui, hingga Jumat, 22 Mei jumlah penambahan kasus konfirmasi positif COVID-19 masih terus bertambah. Per hari ini, pemerintah mengumumkan total kasus positif kini jumlahnya mencapai 20.796 dengan total penambahan kasus sebesar 634 pasien.

Kemudian, jumlah kasus sembuh kian mengungguli kasus meninggal. Ada penambahan sebanyak 219 pasien sembuh, sehingga total menjadi 5.057 pasien. Sementara, pasien meninggal bertambah 48 orang, sehingga menjadi 1.326 pasien.

Sedangkan untuk  data pasien dalam pengawasan (PDP) yang saat ini masih diawasi, jumlahnya mencapai 11.028 orang. Sementara orang dalam pemantauan (ODP) yang saat ini masih dipantau, jumlahnya mencapai 50.057. 

Selanjutnya, jumlah spesimen yang diperiksa per hari ini mecapai 9.359 kali pemeriksaan. Rinciannya, 9.082 spesimen diperiksa menggunakan real time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) dan 277 spesimen diperiksa menggunakan tes cepat molekuler (TCM).