Ketika Kampanye Melawan Rasialisme Serie A Dinodai Surat Kabar

JAKARTA - Roma melontarkan kritikan tajam kepada salah satu surat kabar Italia. Preview pertandingan Giallorossi kontra Inter Milan diberi tajuk kontroversi, "Black Friday" yang juga menampilkan foto Romelu Lukaku dan Chris Smalling.

Corriere dello Sport mendedikasikan halaman depan mereka untuk laga akbar Serie A pekan ini, tetapi headline mereka justru menimbulkan kritikan tajam.

"Black Friday" adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan Jumat pertama setelah Thanksgiving di Amerika Serikat ketika penjualan ritel menandai dimulainya periode belanja Natal. Namun dalam kasus ini, istilah tersebut ditujukan pada reuni mantan rekan setim Manchester United, Smalling dan Lukaku, yang keduanya berkulit hitam.

Roma - klub yang meminjam Smalling - menarik perhatian para pengikut mereka di Twitter, memposting tangkapan layar halaman depan yang menyinggung tersebut dan menganggap editorial Corriere sangat tidak pantas.

Musim ini, Lukaku dan Smalling memang menjadi bintang utama bagi tim mereka masing-masing, tetapi headline tersebut justru menjadi aksi rasialisme terbaru dari serangkaian insiden yang merusak sepak bola Italia musim ini.

Pemain internasional Belgia Lukaku, yang merupakan keturunan Kongo, menjadi sasaran pelecehan rasis oleh penggemar Cagliari pada bulan September.

Gelandang Milan Franck Kessie menjadi sasaran pelecehan serupa di Hellas Verona akhir bulan itu, sebelum Smalling menyerukan hukuman berat untuk tindakan rasialisme pada Oktober.

Bulan lalu, Mario Balotelli dari Brescia bereaksi terhadap ejekan monyet saat bertandang ke Verona dengan menendang bola ke arah tribun.

Menanggapi tindakan rasialisme itu. Pekan lalu, seluruh klub Serie A Italia menandatangani surat perjanjian untuk mengatasi rasialisme yang makin meningkat. Bukan apa-apa, tindakan memalukan ini hingga menimbulkan kecaman dari seluruh dunia.

Perwakilan dari klub-klub Serie A telah melampirkan nama mereka pada surat terbuka. Mereka bersumpah untuk melakukan upaya lebih keras bersama-sama dalam memberantas masalah rasisme.

Ketika kampanye mengatasi masalah rasialisme digaungkan oleh para pemain dan klub, media malah menambah kekisruhan. Ironis.