Apresiasi Perempuan, Cetakan Uang Pertama Bank Indonesia Ternyata Bergambar Kartini
JAKARTA – Tahukah pembaca berapa banyak sosok pahlawan perempuan yang diabadikan ke dalam uang rupiah? Atau, siapakah tokoh pertama yang menghiasi uang rupiah yang dicetak oleh Bank Indonesia (BI)?
Mengutip kanal rasmi bank sentral pada Minggu, 20 Juni disebutkan bahwa hingga akhir 2020, terdapat 191 orang yang telah diangkat sebagai pahlawan nasional Indonesia, 15 di antaranya adalah perempuan.
Dari 15 pahlawan perempuan tersebut, baru 5 tokoh yang sosoknya diabadikan ke dalam uang. Mereka adalah R.A. Kartini, Dewi Sartika, Martha Christina Tiahahu, Tjut Njak Dien, dan Tjut Meutia.
Tokoh tersebut berjuang melalui bidang masing-masing, seperti pendidikan, tulisan dan pemikiran, hingga berjuang langsung di medan tempur. Namanya tak hanya menghiasi lembaran sejarah, tetapi juga di lembaran uang kertas rupiah.
Perempuan hebat ini turut memperjuangkan kedaulatan dan kemerdekaan bangsa Indonesia di masa penjajahan.
Baca juga:
Sebagai informasi, pahlawan perempuan pertama yang diabadikan dalam uang adalah Kartini. Dia muncul di uang pecahan Rp5 pada 1953. Satu hal yang menarik ialah uang tersebut merupakan seri uang yang pertama kali dicetak oleh Bank Indonesia (BI) bertajuk tokoh dan kebudayaan.
Uang ini sebenarnya telah disiapkan sejak 1952. Saat itu, BI sedang mempersiapkan kelahirannya setelah menasionalisasi De Javasche Bank (DJB) pada 1951.
Lantaran Undang-Undang tentang BI baru lahir pada 1953, maka uang kertas emisi 1952 tersebut baru resmi dikeluarkan pada 2 Juli 1953. Gambar Kartini kembali muncul di bagian depan uang kertas nominal Rp10.000 emisi 1985.
Selain gambar Kartini, ada Martha Christina Tiahahu dari Maluku di nominal Rp5.000 emisi 1985 dan Dewi Sartika dari Bandung (Jawa Barat) pada nominal Rp5.000 emisi 1982. Keduanya muncul sebagai tanda air (watermark).
Pahlawan perempuan asal Aceh juga pernah muncul dalam uang rupiah, yaitu Tjut Njak Dien dan Tjut Meutia.
Adapun, Tjut Meutia pertama kali digunakan pada emisi 1992 dalam nominal Rp1.000 dan Rp5.000, sebagai watermark. Tjut Meutia muncul lagi sebagai watermark dalam nominal yang sama pada periode 2000, 2001, dan 2016.
Baru pada 2016, wajahnya muncul sebagai gambar depan uang kertas nominal Rp1.000. Sedangkan Tjut Njak Dien pernah muncul sekali di gambar depan uang kertas Rp10.000 pada 1998.