5 Mitos Tentang Seks dan Kehamilan yang Wajib Diketahui

JAKARTA - Beredarnya mitos tentang seks dan kehamilan di tengah masyarakat terkadang menimbulkan ketakutan hingga membuat seseorang jadi parno untuk melakukan hal-hal tertentu. Daripada takut berlebih, alangkah baiknya cek dulu kebenaran mitos tersebut di bawah ini!

Mitos: Orgasme mengganggu kehamilan

Faktanya: Dr. Lauren Streicher, profesor kebidanan dan ginekologi di Northwestern University, Amerika Serikat, mengatakan bahwa sebenarnya berhubungan seks ketika hamil tidak akan membahayakan janin di dalam kandungan. Bahkan, sangat aman dilakukan dan bisa membuat perasaan ibu hamil terasa menyenangkan.

Mitos: Mengangkat kedua kaki setelah berhubungan seks membuat cepat hamil

Faktanya: Secara keseluruhan, posisi tersebut akan menahan cairan mani lebih lama di sekitar mulut rahim, jadi kesempatan sperma untuk membuahi sel telur memang lebih tinggi. Ketika berhubungan seks di masa subur, serviks sangat ramah terhadap sperma. Jadi, dalam posisi apa pun, pembuahan bisa terjadi.

Mitos: Posisi woman on top bikin sulit hamil

Faktanya: Memang belum dapat dipastikan. Namun ada beberapa posisi yang dianjurkan, seperti posisi yang dapat membuat cairan mani bertahan lebih lama di sekitar mulut rahim. Yaitu, posisi misionaris dan doggystyle, karena penis bisa penetrasi maksimal. Gaya ini juga bagus untuk wanita dengan posisi rahim ke belakang.

Mitos: Seks di pagi hari mempercepat kehamilan

Faktanya: Saat pagi hari, sperma dalam keadaan sangat baik. Lebih kuat dan jumlahnya lebih banyak dari biasanya. Meskipun demikian, waktu untuk berhubungan seks tidak memengaruhi peluang untuk hamil. Faktanya, 80% wanita yang habis menikah, segera hamil dalam kurun waktu 6 bulan.

Mitos: Usia dapat menentukan kesuburan perempuan

Faktanya: Usia 20 tahun merupakan puncak kesuburan, menginjak usia 30-an tingkat kesuburan akan semakin menurun.