Wacana Megawati-Prabowo di Pilpres 2024: Bukan Pepesan Kosong

JAKARTA - Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai wacana menduetkan kembali Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri pada Pilpres 2024 masih realistis. 

Pasalnya, secara politik Megawati dan Prabowo memiliki modal yang sangat besar, bahkan diprediksi bisa menang. Terlebih, keduanya merupakan Ketua Umum partai papan atas. 

PDIP ada di posisi pertama dengan raihan 128 kursi di DPR, dengan persentase 22,26 persen. Partai banteng menjadi satu-satunya partai yang melampaui presidential threshold alias preshold sebesar 20 persen. 

“Bukan pepesan kosong, ini realistis. Indikasinya, preshold 20 persen, figur populer nggak punya partai, dan partai-partai 10 tahun terakhir kebanyakan jadi followers,” ujar Adi di Jakarta, Rabu, 9 Juni.

Sementara, Partai Gerindra di posisi kedua dengan raihan 78 kursi di Senayan. Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah Jakarta itu menilai, duet ini cukup membuat efek kejut di Pemilu 2024 apabila benar terjadi.

“Jika PDIP-Gerindra bersatu, kemungkinan besar PAN dan PKB akan merapat. Kalau Megawati berkehendak, bisa jadi nih barang,” katanya.

Pemilu 2024 ini, kata Adi, seperti perang terbuka dimana semua peserta bisa tampil sebagai pemenang, karena tidak ada petahana. Namun, perang ini masih gelap gulita karena sejumlah nama populer seolah terkunci syarat ambang batas pencalonan atau preshold. 

“Seandainya parpol tidak memberikan tiket, para tokoh ini pun hanya akan menjadi penonton di pesta demokrasi,” tandasnya.

Sebelumnya, Politikus PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo menanggapi soal kemungkinan pasangan Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto di Pemilu Presiden 2024. 

Tak mau berandai-andai, dia meminta publik menunggu informasi yang tepat terkait calon yang akan diusung partai berlambang banteng itu.

"Enggak bisa berandai-andai. Tunggu tanggal mainnya saja," kata Tjahjo di Kompleks DPR, Selasa, 8 Juni.