Banjir di Banda Aceh Buat Warga dan Pasien COVID-19 Harus Mengungsi

JAKARTA - Hujan deras mengguyur Kota Banda Aceh dan mengakibatkan banjir di beberapa daerah serta ruas jalan. Sebanyak 14 desa di tujuh kecamatan di Kota Banda Aceh terendam banjir dengan tinggi muka air (TMA) berkisar antara 50-130 cm.

Banjir juga menggenangi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Zanoel Abidin Banda Aceh, tempat isolasi bagi pasien COVID-19. Akibatnya, sejumlah pasien baik positif COVID-19 maupun pasien dalam pengawasan (PDP) harus dievakuasi ke ruangan lain.

"Pasien dipindahkan ke ruang Respiratory Intensive Care Unit (RICU) dan ruang thalassemia yang aman, tinggi, dan bebas banjir," kata Direktur RSUZA dr Azharuddin dalam keterangan yang diterima VOI, Sabtu 9 Mei.

Hujan dengan intensitas tinggi ini mengguyur Banda Aceh sejak, Kamis 7 Mei kemarin. Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), sedikitnya 248 jiwa dari 65 KK terpaksa mengungsi ke Balai Desa dan sejumlah tempat lainnya yang tak terendam banjir. 

Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap curah hujan yanh tinggi tersebut. Pihaknya akan melakukan sejumlah upaya agar genangan air di sejumlah lokasi dapat diminimalisir. 

"Kita perlu waspada hujan deras yang mengakibatkan banjir di kota kita. Kita berharap kepada warga tetap waspada, siaga dengan baik, kalau hujan selamatkan barang-barang ke tempat yang lebih tinggi," kata Aminullah.

Berdasarkan informasi yang diterima sementara dari tiga kabupaten dan kota yang terdampak bencana hidrometerologi tersebut belum ada laporan mengenai korban jiwa yang meninggal dunia ataupun luka-luka.

Sementara itu Tim Reaksi Cepat (TRC) dan Personil Damkar terus melakukan pemantauan dan tinjau lokasi serta pengecekan debit air di titik-titik banjir dan mendata kerugian serta korban yang terdampak untuk memastikan bahwa tidak ada korban dalam kejadian tersebut dan turut dibantu masyarakat, TNI, Polri, Tagana, RAPI, Satgas SAR Aceh Jaya, PMI serta relawan lainnya.