Rupiah Jumat Pagi Melemah ke Rp15.025 per Dolar AS
JAKARTA - Rupiah di pasar spot melemah pada perdagangan Jumat 8 Mei pagi. Rupiah terlihat melemah 0,20 persen ke level Rp 15.025 per dolar AS.
Meski dibuka melemah, Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan, pelonggaran lockdown masih menjadi sentimen penguat harga aset-aset berisiko. Walaupun ada kekhawatiran pelonggaran lockdown akan memunculkan gelombang kedua wabah COVID-19, tapi dunia bisa meniru pelonggaran lockdown yang tidak memicu kasus wabah baru yang terjadi di Korea Selatan dan Hongkong.
"Berita mengenai melambatnya laju penambahan orang terinfeksi covid-19 di beberapa negara juga menjadi sentimen positif," ujar Ariston kepada VOI.
Selain itu, data neraca perdagangan China bulan April yang surplus melebihi data bulan sebelumnya juga menjadi sentimen positif. Aktivitas perdagangan China yang perlahan pulih bisa menopang aktivitas ekonomi negara lainnya.
Namun demikian, pasar masih mewaspadai memburuknya data-data ekonomi karena wabah. Rupiah menurutnya bisa menguat hari ini karena sentimen positif tersebut. Potensi penguatan ke area Rp14.800 dengan resisten di kisaran Rp15.150 per dolar AS.
Pagi ini, rupiah pun menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di kawasan. Mengingat mayoritas mata uang di Asia berada di zona hijau.
Pelemahan rupiah ditemani yen Jepang, yang turun tipis 0,03 persebn. Sementara itu, won Korea Selatan menjadi mata uang dengan penguatan tertinggi setelah naik 0,69 persen di hadapan dolar AS.
Menyusul di belakang won adalah ringgit Malaysia yang menguat 0,48 persen.Selanjutnya ada baht Thailand dan dolar Singapura yang masing-masing naik 0,31 persen dan 0,23 persen.
Kemudian ada peso Filipina yang juga terangkat 0,20 persen. Dilanjutkan dolar Taiwan dan yuan China yang masing-masing terapresiasi 0,16 persen dan 0,14 persen.