Seperti Jokowi, Ganjar Pranowo Juga Muncul Tiga Tahun Sebelum Pilpres
JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesian Presidential Studies (IPS) Jakarta Nyarwi Ahmad menganalisis fenomena Ganjarist, relawan pendukung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjadi calon presiden di Pemilu 2024.
"Ada empat hal yang bisa kita baca dibalik fenomena tersebut," ujar Nyarwi kepada VOI, Kamis, 3 Juni.
Pertama, arus dukungan terhadap Ganjar Pranowo untuk ikut memasuki gelanggang Pilpres 2024 kian menguat dan nyata.
Satu sisi, menurutnya, fenomena ini kian menegaskan bahwa dukungan publik pada sosok Ganjar tidak hanya muncul dari kalangan pemilih biasa. Sebagaimana yang sering dipotret dan disampaikan oleh sejumlah lembaga survei.
"Namun dukungan tersebut juga datang dari kelompok masyarakat kelas menengah yang sangat potensial untuk transformasi menjadi relawan organik. Dan bukan tidak mungkin, kelompok-kelompok relawan semacam ini akan terus bermunculan pada beberapa bulan mendatang," jelas Nyarwi.
Kendati Pilpres masih sekitar tiga tahun mendatang, kata dia, trend ini tentu bukan hal yang baru. "Hal yang sama juga pernah kita saksikan dalam fase kemunculan Jokowi, sebagai sosok Capres 2014 lalu," katanya.
Kedua, para relawan tersebut ketika mendeklarasikan diri mereka sebagai Ganjarist, juga menegaskan diri mereka sebagai Ganjar Fans Club.
"Ini menunjukkan bahwa Ganjar, sebagai politisi, secara personal memiliki daya magnetis elektoral yang cukup kuat dan dipandang sebagai Capres potensial untuk maju dalam bursa Pilpres 2024 mendatang," ungkap pengajar Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Gajah Mada (UGM) itu.
Ketiga, adanya deklarasi yang dilakukan oleh para relawan tersebut juga kian menegaskan bahwa bahwa Ganjar memiliki karakter atau personal yang menarik. Gubernur Jateng dua periode itu dipandang mampu menawarkan model kerja yang inovatif dan mengembangkan model gaya komunikasi politik yang impresif.
"Inovasi komunikasi politik Ganjar berbagai jenis media sosial dalam kadar tertentu cukup berhasil mendorong kelahiran Ganjarist ini," ucapnya.
Keempat, adanya dukungan dari kalangan relawan Ganjarist ini membuktikan bahwa tingkat dukungan publik atay rakyat yang selama ini terpotret oleh sejumlah lembaga survei bukan lah pepesan kosong.
"Dukungan tersebut bersifat riil, salah satunya dapat kita lihat melalui para relawan Ganjarist ini," paparnya.
Nyarwi menuturkan, jika deklarasi yang para relawan ini lakukan tampaknya ingin menegaskan bahwa Ganjar merupakan sosok yang tidak hanya potensial menjadi Capres 2024 mendatang, namun juga memiliki dukungan elektabilitas 'genuine' atau murni dari rakyat.
"Dalam perspektif marketing politik, adanya dukungan dari barisan relawan, seperti Ganjarist ini, tentu saja memberikan dampak positif bagi Ganjar Pranowo," tuturnya.
Menurut Nyarwi, daya ekspansi elektabilitas Ganjar juga bisa makin meluas, tidak hanya terbatas di wilayah Jawa saja.
Baca juga:
Bahkan bukan hanya tingkat popularitas dan elektabilitas Ganjar yang potensial meningkat. Namun, daya tawar Ganjar sebagai salah satu sosok Capres potensial 2024 ini juga bisa kian ‘makin mahal’.
"Jika dukungan semacam ini terus mengalir, Ganjar akan makin bersinar," kata Nyarwi.
Kendati demikian, menurut Nyarwi, Ganjar juga harus lebih hati-hati dalam menyikapi tuntutan relawan tersebut.
"Disini loyalitas sosok Ganjar pada PDIP dan pimpinan partai kian diuji. Di tengah kondisi tersebut, Ganjar perlu terus menunjukkan dirinya sebagai ‘petugas partai’ yang baik," jelasnya.
Ganjar, tambahnya, juga perlu memaksimalkan kualitas komunikasi politik dengan internal dengan para kader PDIP dan juga DPP PDIP.
"Kemampuan Ganjar dalam mengelola kedua hal tersebut akan menentukan sejauh mana dia memiliki peluang untuk dicalonkan dalam Pilpres 2024 mendatang," tandas Nyarwi Ahmad.
Sebelumnya, relawan yang tergabung dalam Ganjarist itu sepakat bahwa Ganjar Pranowo adalah sosok terbaik yang bisa menggantikan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Kami menyepakati untuk mengusung Pak Ganjar Pranowo sebagai salah satu putra terbaik bangsa yang kira-kira paling kompatibel yang bisa melanjutkan apa yang sudah dikerjakan oleh Pak Jokowi. Ini saatnya berarti harus ada kandidat yang lebih fresh, lebih punya kapabilitas yang kira-kira kompatibel dengan Pak Jokowi,” ujar Ketua Umum Ganjarist, Mazdjo Pray, dalam jumpa pers di Hotel Neo+, Jakarta Selatan, Selasa, 1 Juni.
Mazdjo juga menegaskan Ganjarist terbentuk bukan atas permintaan Ganjar, melainkan inisiatif dari para relawan.