Kekuatan Ekonomi Indonesia: Gabungan Manusia, Laut dan Pulau

JAKARTA - Direktur Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia Athor Subroto mengatakan Indonesia memiliki banyak keunggulan lantaran letak geografisnya yang berbentuk kepulauan.

Namun tantangannya, negara harus benar-benar tahu mana potensi yang mesti digali untuk memaksimalkan ekonomi kepulauan.

"Saya kira potensi keunggulan kita saya kira memang sudah tidak bisa diperdebatkan lagi. Konsen kita yang potensi jadi aktual, itu tantangan kita. Tentu salah satu tahap awal memang harus betul-betul identifikasi keunggulan kita apa," ujar Athor dalam opening speech diskusi Eksplorasi potensi keunggulan Indonesia dalam pemetaan Geostratejik Kawasan dan Lintas Kawasan secara daring, Senin, 24 Mei.

Menurutnya, Indonesia merdeka tidak akan jauh dari tujuan proklamasi itu sendiri. Dimana menyebutkan bahwa ingin membangun membawa tumpah darah Indonesia bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

"Merdeka mungkin kita sudah, bersatu sudah walaupun ada tantangan. Berdaulat mungkin masih ada perdebatan, adil apalagi. Makmur kita lebih jauh berdebat dengan itu," kata Athor.

Lebih lanjut Athor memaparkan bahwa kondisi geografis Indonesia memiliki banyak sekali perbedaan dengan teori ekonomi yang dibangun di Amerika Serikat, Eropa, China dst. Sebab, NKRI memiliki banyak sekali pulau dan dilewati garis ekuator serta memiliki iklim dan cuaca yang berbeda di antara kepulauan. 

"Kita lihat di timur seperti apa, tengah, barat seperti apa. Disana kekeringan disini kebanjiran dan seterusnya. Jadi ada beberapa perbedaan yang menurut saya juga sangat kritical yang harus dicermati, tentu dari situ akan membuat keunggulan dari masing-masing pulau maupun daerah yang harus kita eksplorasi," ucap Athor.

"Kita harus menemukan puncak-puncak keunggulan dari masing-masing daerah ini yang notabennya pasti akan berbeda terkait iklim dan seterusnya. Jadi kemungkinan masing-masing daerah itu memiliki keunggulan absolut selain juga keunggulan kooperatif lainnya," tambahnya.

Karena kepulauan yang luas, Athor mengakui bahwa Indonesia memang memiliki tantangan sendiri. Termasuk bagaimana membuat supply chain logistics nasional agar efisien dan optimal.

"Sudah digagas terkait tol laut, dan ide-ide ini saya kira bagus tapi sejauh ini eksekusinya masih terlalu dini. Bagaimana kita bisa membuat sesuatu yang bagus tapi kalau pasarnya tidak ada? Tidak ada insentif bagi para pengusaha," jelasnya.

Menurut Athor, membangun bisnis penting juga membangkitkan atau mengembangkan ekonomi baru di luar Jawa. Sebab dengan begitu maka akan ada permintaan di daerah dan disitu akan membuat membentuk insentif buat pengusaha membangun atau berbisnis di daerahnya.

"Itu akan membuat ekonomi di luar Jawa bertumbuh. Saya kira terkait dengan ekonomi kepulauan ini secara umum memang berbeda dengan negara yang bersifat kontinental. Terkait dengan logistik, cuaca, iklim, kondisi geografis tanah dan seterusnya, ini sangat beraneka ragam dan berbeda-beda," paparnya.

Athor mengingatkan, bahwa semua elemen bangsa harus memandang laut bukan sebagai pemisah tetapi alih-alih melihat geografis Indonesia yang dipisahkan oleh laut.

"Kita tidak boleh melihat laut sebagai satu hal yang memisahkan, malah laut lah yang sebenarnya menyatukan pulau-pulau itu. Ini pandangan yang harus saya buat, maka kita harus menjadikannya sebagai kekuatan dari dalam dengan heritage yang memadukan manusia, laut dan pulau sebagai suatu kekuatan ekonomi yang harus dilakukan dan digabungkan," tandas Athor.