Mengenal Sosok Sofyan Djalil
JAKARTA - Nama Sofyan Djalil kembali dipercaya presiden Jokowi untuk melanjutkan tugasnya sejak 2016. Ia kembali dilantik sebagai sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang Tanah / Badan Perencanaan Nasional Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024. Fokus kementerian lima tahun ke depan di tangan akademisi kelahiran Tanah Rencong, masih memprioritaskan misi terdahulu: mengejar kelengkapan data disertai pemetaan tanah seluruh Indonesia. Ditargetkan nantinya pada tahun 2025, semua penjuru - sudut bidang tanah di Indonesia berstatus terdaftar dan bersertifikat.
Klaim Sofyan Djalil per akhir 2016 masih ada sekitar 80 jutaan bidang tanah yang masih harus diselesaikan kementeriannya, terkait legalisasi dan aturan main kepemilikan. Sebelum dipindahkan sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang Tanah (ATRN)/Badan Perencanaan Nasional di 2016, Sofyan Djalil pernah sebagai Menko Perekonomian dan Menteri Perencanaan Nasional/Ketua Badan Perencanaan Nasional Kabinet Indonesia Kerja 2014-2019.
"Menteri Agraria dan Tata Ruang, Bapak Sofyan djalil. Sertifikasi tanah dan retribusi lahan berada di wilayah Sofyan Djalil,"
Siapa Sofyan Djalil
Takdirnya lahir sebagai putra asli daerah Pereulak, Sofyan Djalil berasal dari keluarga yang sangat sederhana bisa dibilang. Pekerjaan sang Ayah hanyalah tukang cukur, dan Ibunya hanya bisa ikut membantu sebagai guru ngaji kampung. Sadar penuh kekurangan, sejak kecil ia ternyata sudah terbiasa berjualan telur itik keliling kampung demi uang saku untuknya sendiri.
Menurut cerita sanak keluarga, Sofyan kecil tak pernah dibebani tekanan besar demi sebuah proses belajar dari orangtuanya, kecuali urusan mengaji. Masa kecilnya dinikmati penuh dengan bebas bermain, diluar jam sekolahnya dan jadwal ia berjualan telur.
Ketertarikan menikmati atmosfir pendidikan di Ibukota, bertambah memikat ketika ia mengetahui akan diadakannya Muktamar Nasional Pelajar Islam di tahun 1976. Maklum, sejak muda ia sudah aktif berorganisasi lewat organisasi Pelajar Islam Indonesia (PII). Bermodalkan bekal seadanya, ditambah amunisi berkah restu kedua orangtua, ia merantau seorang diri, memberanikan diri melangkahkan kaki sendirian, demi sebuah pendidikan. Tepat di usianya ke-26 ia tercatat sebagai mahasiswa Universitas Indonesia jurusan Hukum Bisnis.
Menyadari keterbatasan orangtua jauh di sana, sembari berkuliah Sofyan menjalani apapun demi bertahan hidup. Ia bahkan tak malu untuk bekerja nyambi sebagai kondektur angkutan umum, guru agama, hingga pengurus masjid di jalan Menteng Raya No. 58 Jakarta Pusat. Dikarenakan kesehariannya yang selalu ada di Masjid, Sofyan dikenal warga sekitar dengan sebutan marbot, sang penjaga masjid. Ketika tak ada lagi uang tersisa, Sofyan tak hanya sekali menjual celana jeans yang sering dikenakan berkuliah, untuk biaya makan dan ongkosnya sehari-hari.
Setelah enam tahun proses perkuliahan ditempuh anak rantauan, di usia ke-31 ia berhasil meraih gelar Sarjana Hukum. Tak lama ia mulai aktif bekerja di lembaga riset ekonomi CPIS, yang terkonsentrasi lebih banyak pada persoalan public policy. Kehidupannya perlahan membaik, ia berangkat ke Amerika demi gelar Master untuk public policy, dan master keduanya untuk Hubungan Ekonomi Internasional.
Gelar Doktor di bidang studi International Financial and Capital Market Law and Policy didapatkannya pada tahun 1993, di kampus yang sama saat ia meraih gelar Master-nya.
Sosok Menteri Paling 'Senior'
Ada guyonan sekitaran Istana sejak peran Sofyan Djalil terlibat disana: Siapapun Presidennya, Sofyan Menterinya. Rekam jejak mantan Marbot ini termasuk menteri paling ‘senior’ dalam kabinet Indonesia Maju. Tercatat enam kali Sofyan Djalil terlibat dalam skuat kabinet sebagai pembantu presiden. Mulai 2004 hingga 2009 membantu Susilo Bambang Yudhoyono, berlanjut di tahun 2014 hingga sekarang bersama presiden Jokowi.
Diakuinya jujur, ada peranan andil dirinya dibalik timses SBY-JK kala kontestasi pilpres 2004 lalu. Tak bisa dipungkiri, walaupun dirinya sebagai timses berbuah kesuksesan, kualitas dan kapabilitas Sofyan Djalil dianggap bisa untuk dalam kabinet. Sejak periode 2004 hingga 2009, ia dua kali mengalami pergantian posisi di kabinet. Pertama saat ditunjuk sebagai Menkominfo, dan yang kedua ketika digeser untuk menduduki Menteri Negara BUMN. Saat mengetahui di tahun 2009 tak ada namanya dalam daftar kabinet periode kedua SBY ia tak berpikir apapun, tak seperti kebanyakan politisi yang berharap jatah kabinet. Baginya, bekerja dengan sosok SBY atau tidak, sumbangsih dirinya untuk negara bisa dalam bentuk apapun dan perlunya menghormati keputusan apapun dari pimpinan. Ia mengilustrasikan bahwa falsafah hidupnya ibarat seperti air.
“Barangkali engkau benci, justru baik bagimu. Barangkali engkau cintai, justru buruk bagimu. Seperti air, yang penting dimanapun berada lakukan yang terbaik.”
Masa vakum Sofyan Djalil dimulai per tahun 2009, sebelum nantinya masuk kembali di tahun 2014 bersama Jokowi, ia menyibukkan diri dalam keseharaiannya sebagai penasihat (advisor) beberapa perusahaan multinasional seperti Axiata dan Wellington Capital Indonesia. Dan kedudukannya sebagai Komisaris Utama di beberapa perusahaan swasta sektor finansial, farmasi, telekomunikasi, dan sebagainya.
Dalam lima tahun kedepan tugasnya punya target besar dari Jokowi, namun periode ini ia didampingi Surya Tjandra. Sosok difabel (tuna daksa) yang diangkat Jokowi sebagai Wakil Menteri untuk mendampingi Menteri 'senior' ini bertugas. Surya ternyata juga juniornya sesama 'jaket kuning', alumni Universitas Indonesia fakultas hukum.
Fakta Menarik Sofyan Djalil
Berunding dengan GAM.
Saat isu konflik Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) memanas di mata Internasional. Ia dipercaya untuk masuk ke dalam tim perundingan antara Indonesia dan pihak GAM di Helsinski, Finlandia (2004-2005).
Policy Maker, Bukan Ekonom.
Walaupun dipandang banyak orang sebagai Ekonom, justru ia membantahnya sendiri dengan sebutan dirinya mungkin policy maker (pembuat -penganalisa kebijakan), tapi terkait seringnya bersinggungan dengan bidang Ekonomi.
Konsep Penghapusan IMB.
Ia berencana menghapus konsep IMB (Izin Mendirikan Bangunan) yang dianggapnya tak efektif dan menyulitkan pembangunan, dengan konsep acuan standarisasi yang diterapkan pada setiap bangunan nantinya, diharapkan akan memiliki ketentuan yang jelas dalam proses pembangunan, seperti yang dilakukan negara-negara luar.
Profil Sofyan Djalil
Nama Lengkap
Dr. Sofyan Djali S.H., M.A., M.A.I.D.
Profesi
Akademisi
Gelar-Titel
Sarjana Hukum (S.H.)
Master of Arts (M.A.)
Master of Arts in Law and Diplomacy (M.A.I.D.)
Philosophy Doctor (Ph.D.)
Tempat dan Tanggal Lahir
Pereulak, Aceh Timur, 23 September 1953
Agama
Islam
Pasangan
Ratna Megawangi
Anak
Muhammad Rumi Djalil
Shafitri Mutia Djalil
Muhammad Lutfi Djalil
Harta Kekayaan
Rp. 73.155.532.925 (2018/LHKPN)
-
Pendidikan
1993
S-3: Doctor of Philosophy (Ph.D), The Fletcher School of Law and Diplomacy, Tufts University, Medford, Massachusetts, Amerika Serikat. Bidang Studi: International Financial and Capital Market Law and Policy.
1991
S-2: Master of Arts in Law and Diplomacy (M.A.I.D.), The Fletcher School of Law and Diplomacy, Tufts University, Medford, Massachusetts, Amerika Serikat. Bidang Studi: International Economic Relation.
1989
S-2: Master of Arts (M.A.), The Graduate School of Arts and Sciences, Tufts University, Medford, Massachusetts, Amerika Serikat. Bidang Studi: Public Policy.
1984
S-1: Sarjana Hukum (S.H), Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta. Bidang Studi: Hukum Bisnis.
-
Perjalanan Karir
2019-sekarang
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional, Kabinet Indonesia Maju,
2016-2019
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional, Kabinet Indonesia Kerja
2015-2016
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Kabinet Indonesia Kerja
2014-2015
Menteri Koordintaor Bidang Perekonomian, Kabinet Indonesia Kerja
2010-2014
Kepala Bidang Telaah Strategis Kantor Wakil Presiden Republik Indonesia
2007-2009
Menteri Negara BUMN Kabinet, Indonesia Satu Jilid II
2004-2007
Menteri Komunikasi dan Informasi Kabinet Indonesia Satu Jilid I
2004-2005
Tim Mediasi Perundingan Pemerintah R.I dan G.A.M di Helsinski, Finlandia (2004-2005)
2003-sekarang
Pengurus, Lembaga Komisaris dan Direktur Indonesia, LKDI (2003-sekarang)
2000-2004
Konsultan Corporate Communication, untuk PT Caltex Pacific Indonesia, PT PLN Kantor Pusat (2000-2004)
1999-2004
Komisaris Utama, PT Pupuk Iskandar Muda (1999-Juli 2004)
1999-2000
Anggota, Komite Nasional Kebijakan Good Corporate Governance
1998-2000
Staf Ahli Menteri Negara Pendayagunaan BUMN bidang Komunikasi dan Pengembangan SDM/Asisten Kepala Badan Pembina BUMN Bidang Komunikasi dan Pengembangan SDM (Juni 1998-Februari 2000)