PBB Tak Bisa Dikawal Karena Tekanan AS, Indonesia Bisa Kumpulkan Negara Muslim Bantu Palestina
JAKARTA - Sikap dunia internasional melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) belum menawarkan solusi jangka pendek dan panjang bagi konflik Israel-Palestina.
Ketua Grup Kerjasama Bilateral (GKSB) parlemen Indonesia dan Palestina, Syahrul Aidi Maazat, menilai Indonesia sebagai negara muslim terbesar dunia memiliki peran besar menggalang dukungan internasional baik secara politik, ekonomi bahkan bantuan kemanusiaan.
Menurutnya, Israel harus ditekan dari semua sisi, jangan hanya beharap di PBB saja.
"Palestina sangat berharap peran Indonesia di dunia internasional, terutama soal politik. Jika resolusi PBB tidak dapat dikawal karena tekanan Amerika Serikat yang kuat, Indonesia dapat berperan di luar itu," ujar Syahrul pada wartawan, Senin, 17 Mei.
Misalnya, kata dia, di negara G-20, OKI, ASEAN atau hubungan bilateral dengan negara muslim atau negara yang prihatin dengan kondisi di Palestina.
Anggota Komisi V DPR ini menegaskan, selain politik jangka pendek, Indonesia dapat mendorong bantuan kemanusiaan dari dunia internasional untuk mitigasi pasca konflik.
Baca juga:
- Muncul Dua Kasus Mutasi Virus Baru Menginfeksi Pekerja Migran Pulang dari Malaysia
- PPKM Mikro Diperpanjang hingga 31 Mei, Kecuali di Maluku, Malut, Sulbar dan Gorontalo
- Jokowi Akhirnya Bicara, Minta 75 Pegawai KPK yang Tak Lolos TWK Tak Dipecat
- Wagub Minta Pemudik Tak Bawa Saudara Cari Kerja ke Jakarta
Apalagi, kata dia, Palestina sangat membutuhkan bantuan material dan immaterial. West Bank, ibaratnya saat ini penjara besar yang dikepung Israel dari segala sisi.
"Palestina sangat kesulitan saat ini. Indonesia dapat berperan dengan cara menggalang bantuan kemanusiaan dari negara muslim atau negara pendonor. Bantuan ini digunakan untuk perbaikan pasca konflik atau saat konflik," jelas Syahrul.
Syahrul mengusulkan, pemerintah dapat mengalokasikan anggaran khusus untuk Palestina sebagai tindakan nyata dari Indonesia.