TKA China Masuk ke Indonesia, DPR: Kenapa Pekerjaan yang Tersedia Tidak Diprioritaskan Bagi WNI?

JAKARTA - Ketua Fraksi PAN DPR Saleh Partaonan Daulay, menyesalkan ada pemberian izin masuknya WNA China ke Indonesia di tengah situasi pandemi saat ini. Sebab, dikhawatirkan kedatangan mereka berpotensi membawa virus COVID-19.  

Belum lagi, kata dia, masuknya WNA China dimaksudkan untuk bekerja di Indonesia. Sementara, di dalam negeri sendiri, ada banyak PHK dan pekerja yang dirumahkan.  

"Mengapa pekerjaan yang tersedia tidak diprioritaskan bagi WNI? Apa sih jenis pekerjaan yang mesti membutuhkan TKA China? Kementerian tenaga kerja perlu terbuka terkait masalah ini," ujar Saleh, Senin, 17 Mei.

Selain itu, anggota Komisi IX DPR itu menilai jawaban kementerian perhubungan terkait kedatangan TKA China ini sangat tidak tepat. 

"Persoalannya bukanlah jenis pesawat yang mereka pakai. Tetapi, mengapa TKA asal China ini masih terus-terusan diperbolehkan masuk? Mau pakai pesawat reguler, pesawat carter, atau pesawat pribadi sekalipun tetap dipertanyakan masyarakat," tegas Saleh. 

"Sebab, masyarakat berharap agar kedatangan TKA asal China ini dihentikan terlebih dahulu. Jika nanti pandemi ini telah berlalu, baru dipikirkan lagi. Adapun pekerjaan yang mungkin perlu dilanjutkan, bisa saja diberikan kepada pekerja lokal. Saya yakin, pekerja WNI bisa mengerjakannya," sambung dia.

Karenanya, Saleh menyayangkan, protes dan penolakan masyarakat seakan tidak didengar oleh pemerintah. Semakin ditolak, kata dia, malah semakin banyak yang datang. Bahkan, sekali penerbangan bisa membawa ratusan rombongan.

Menurutnya, perlu dikalkulasi untung rugi menggunakan TKA China di Indonesia. Sebab, sejauh ini, Saleh mengaku belum pernah mendengar bahwa kedatangan TKA tersebut dapat meningkatkan pemasukan negara. 

"Setidaknya, saya belum pernah membaca laporan bahwa mereka berkontribusi dalam meningkatkan APBN," jelas Saleh.

Apabila kontribusinya tidak signifikan, kata Saleh, lebih baik dihentikan saja sementara demi keamanan warga masyarakat. 

"Apalagi, belakangan ini peningkatan jumlah yang terpapar COVID-19 semakin tinggi," tandas legislator dapil Sumut II itu.