Taylor Swift Batalkan Seluruh Jadwal Tahun 2020

JAKARTA - Sepertinya, Swifties (sebutan penggemar Taylor Swift) harus bersabar untuk bisa melihat langsung lagi penampilan idolanya. Sebab, pelantun Lover itu menulis lewat Twitter bahwa ia membatalkan seluruh jadwalnya untuk tahun 2020 baik konser maupun kemunculannya di festival Glastonbury.

Keputusan itu dibuat karena pandemi COVID-19 yang tidak kunjung mereda. Sadar akan hal tersebut, Swift mulai melakukan sesuatu sebagai upaya untuk memutus mata rantai penyebaran virus yang melanda seluruh dunia.

Taylor Swift menulis cuitan itu dengan kalimat; “Saya akan melihat Anda di panggung secepat yang saya bisa tetapi saat ini apa yang terpenting adalah berkomitmen dengan karantina ini, demi kita semua.”

Keberanian Swift untuk membatalkan seluruh jadwalnya sepanjang tahun terhitung baru di industri musik. Kebanyakan artis memilih menunda dan memindahkan jadwal di paruh keempat tahun 2020.

Padahal, pengisi suara Cats ini dijadwalkan mengadakan Lover Fest pada 3 Juli hingga 1 Agustus mendatang. Lover Fest adalah sebuah festival sekaligus konser untuk mempromosikan album ketujuh Swift, Lover. Rencananya, Lover Fest akan menyambangi Amerika Utara dan Eropa.

Namun, di balik pembatalan konsernya, Swift menjanjikan tanggal baru untuk Brasil dan Amerika Serikat di tahun 2021. Tiket masih berlaku bagi penggemar yang sudah membelinya, sementara bagi mereka yang ingin melakukan refund bisa menghubung pihak penyedia tiket. Selain Taylor Swift, Niall Horan dan Justin Bieber menjadi beberapa artis yang menunda tur konsernya karena situasi saat ini.

Swift adalah salah satu figur publik yang menyatakan kepeduliannya terhadap korban COVID-19, ia melakukan sejumlah donasi termasuk memberi bantuan kepada sebuah toko musik di Nashville yang mengalami kerugian akibat pandemi. Ia juga menulis pesan lewat media sosialnya di mana ia meminta penggemarnya untuk tetap beraktivitas di dalam rumah. 

Hari ini, Sabtu waktu Amerika Serikat, Swift akan tampil dalam konser One World: Together at Home sebagai aksi penggalangan dana untuk membantu korban yang terimbas COVID-19. Acara ini bekerja sema dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Saat ini, ada lebih dari 700 ribu kasus virus corona di Amerika Serikat dengan 36 ribu korban dinyatakan meninggal dunia. Amerika menjadi negara dengan tingkat kematian tercepat mengalahkan Korea Selatan.