Mahfud: Angka Kemiskinan Indonesia Turun Meski Banyak Korupsinya

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD menyebut angka kemiskinan Indonesia sejak awal kemerdekaan kian menurun sampai sekarang.

Mahfud menuturkan, banyak kebijakan ekonomi Indonesia yang selalu ditentukan oleh politik. Terkadang, kebijakan ekonomi itu bersifat koruptif. 

"Bahkan, kasus-kasus yang kadang kala merugikan upaya pencapaian negara itu ditempuh secara demokrasi melalui proses proses demokrasi," kata Mahfud dalam diskusi virtual, Sabtu, 1 Mei.

Mahfud menjelaskan, sebelum Indonesia merdeka, hampir semua masyarakat dalam keadaan miskin. Sampai masa jabatan Presiden Soekarno berakhir pada tahun 1966, kemiskinan berkurang menjadi 54 persen.

"Saat Orde Baru, terus pembangunan ekonomi digenjot, pak Soeharto jatuh, ekonomi tingkat kemiskinan tinggal 18 persen pada tahun 1998," ungkap Mahfud.

Era reformasi berjalan, beberapa presiden ganti. Lalu saat presiden SBY menjabat, angka kemiskinan tinggal 11,9 persen. Saat Pak Jokowi memerintah Indonesia lima tahun pertama, angka kemiskinan turun menjadi 9,1 persen. Karena ada pandemi pada tahun ini, angka kemiskinan konon naik lagi menjadi 9,7 persen.

"Artinya, apa ada kemajuan meskipun banyak korupsinya. Negara Indonesia kaya raya kalau dikelola, Meskipun secara koruptif, itu manfaatnya tetap banyak bagi rakyat. Apalagi kalau dikelolanya nanti secara bersih dari korupsi," jelasnya.