Pengajian Ibu-ibu Jadi Klaster Baru COVID-19 di Cianjur, Satgas: 54 Orang Terkonfirmasi Positif
CIANJUR - Satgas COVID-19 Kabupaten Cianjur, Jawa Barat menemukan klaster baru dari kelompok pengajian di Desa Sukajadi. Hasil tes cepat antigen diketahui sebanyak 54 orang terkonfirmasi positif COVID-19.
Juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Cianjur dr Yusman Faisal mengatakan, sebagian besar dari mereka diketahui rutin mengikuti pengajian.
"Setelah dilakukan tes cepat antigen, warga tersebut dinyatakan positif COVID-19 dan segera dilakukan penelusuran karena informasi dari yang bersangkutan masih bayak anggota pengajian yang mengeluhkan hal yang sama," jelas Yusman di Cianjur seperti dilaporkan Antara, Sabtu, 1 Mei.
Penemuan klaster pengajian berawal ketika seorang warga mengeluhkan kehilangan penciuman dan gejala yang mengarah ke COVID. Dia akhirnya memeriksakan diri ke puskesmas setempat.
Baca juga:
- Rektor Husni Umar Tak Terima Kinerja Anies Jeblok di Jakarta, Tuding Survei Industri Cari Untung
- Survei JRC: Gerindra Tergeser di DKI, Partai Ummat Amien Rais Mengancam PAN
- Hasil Survei, PDIP dan PSI Disebut Bakal 'Kuasai' DKI Jakarta, Disusul Golkar
- Penjualan Alat Rapid Test Meningkat di Pasar Pramuka, Polri Cari Indikasi Pelanggaran Pidana
Tim Gugus Tugas Kecamatan Cibinong langsung melakukan penelusuran dan menemukan 49 orang warga di satu kampung di Desa Sukajadi, positif COVID-19. Lima orang dari kampung tetangga yang diketahui rutin mengikuti pengajian juga positif.
Total warga yang terpapar sebanyak 54 orang, sehingga langsung dilakukan isolasi mandiri di bawah pengawasan gugus tugas dan Satgas COVID-19 Cianjur.
Penelusuran tetap dilakukan dari mana awalnya pasien yang sebagian besar ibu rumah tangga itu tertular pertama kali.
"Ini merupakan kelompok pengajian rutin ibu-ibu yang kerap digelar di desa tersebut. Kami masih menelusuri dan mendalami siapa yang pertama kali terpapar, nanti akan ditemukan dari riwayat perjalanan dan lain-lain," kata Yusman.
Pihaknya menduga penularan terjadi saat libur panjang dan saat warga menjalankan tradisi papajar atau tradisi jalan-jalan dan makan di tempat wisata sebelum masuknya bulan puasa.
"Kami akan terus pantau kondisi kesehatan warga yang saat ini masih menjalani isolasi mandiri di rumahnya masing-masing di bawah pengawasan gugus tugas kecamatan dan tenaga kesehatan setempat," katanya.