Gagal Mengorbit, Puing-Puing Satelit Nusantara Dua Ditemukan di Guam
JAKARTA - Satelit Nusantara Dua gagal terbang menuju orbitnya. Dikabarkan roket yang membawa satelit ini mengalami kendala teknis, hingga kemudian meledak dan hancur tak lama setelah lepas landas.
Diwartakan Space Flight Now, Satelit Nusantara Dua yang dibopong oleh roket Long March 3B melalui Xichang Satellite Launch Center (XLSC) di Xichang, China, pada Jumat 10 April. Proses peluncuran sempat berjalan dengan baik dan telah mengudara sekitar 22.000 mil (hampir 36.000 kilometer di atas garis khatulistiwa) pada stage pertama dan stage kedua.
Namun, saat memasuki stage ketiga, salah satu roket pendorong milik Long March 3B tidak berfungsi sehingga satelit gagal mencapai orbit yang ditetapkan. Roket pun hancur dan puing-puingnya jatuh ke lautan.
Warga Guam pun sempat merekam kejadian ini. Dalam video yang diunggah ke Twitter menunjukkan puing-puing api bergerak melintasi langit malam yang diterangi cahaya bulan. Kantor Keamanan Dalam Negeri Guam dan Pertahanan Sipil mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa puing-puing itu kemungkinan adalah peluncuran roket China yang gagal.
Gagalnya peluncuran satelit Nusantara 2 merupakan peristiwa kedua yang terjadi dalam kurun waktu sebulan setelah salah satu roket dari Tiongkok juga mengalami kegagalan serupa. Roket Long March-7A mengalami masalah setelah lepas landas pada 16 Maret lalu.
Sebagaimana diketahui, peluncuran satelit Nusantara Dua rencananya akan menggantikan satelit Palapa D yang habis masa operasionalnya pada pertengahan tahun ini. Satelit ini dibuat oleh China Academy of Space Technology pada platform satelit DFH-4.
Rencananya satelit yang menyandang nama Palapa-N1 ini diproyeksikan mengisi di slot orbit 113 derajat Bujur Timur (BT) dan akan dimanfaatkan Indosat Ooredoo sebagai penyedia jasa satelit untuk menunjang bisnis media broadcasting di Indonesia.
Meski gagal mencapai orbit, Nusantara Dua telah dilindungi oleh asuransi atas risiko peluncuran dan operasional satelit. Apalagi satelit ini merupakan hasil patungan dari PT Palapa Satelit Nusa Sejahtera (PSNS) bentukan Indosat Ooredoo, PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN), dan PT Pintar Nusantara Sejahtera (Pintar) untuk mengoperasikan satelit Nusantara Dua.
Di samping itu, kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) juga telah berkoordinasi dengan International Telecomunication Union (ITU) agar mengamankan slot orbit 113 derajat Bujur Timur supaya tidak digunakan oleh negara lain. Di mana Kominfo dan pengembang menyiapkan satelit pengganti hingga Juni mendatang.