Ekonom Nilai Bank Indonesia Akan Pertahankan Suku Bunga Acuan, Kondisi Makro jadi Penentu
JAKARTA - Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan mempertahankan suku bunga acuan di level 3,50 persen. Pasalnya, sejumlah indikator makro ekonomi berada dalam kondisi terjaga.
Dia mencatat, beberapa acuan ekonomi yang dinilai masih solid antara lain inflasi yang landai di level 1,38 persen, cadangan devisa terus naik di angka 138 miliar dolar AS, rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) terjaga di kisaran 3 persen, serta rasio utang luar negeri yang tetap di bawah ketentuan UU dengan 40 persen.
“Jadi kami melihat dari sisi keuangan dan perekonomian bahwa struktur makro kita tetap baik,” tuturnya dalam sebuah webinar pada Senin, 19 April.
Josua menambahkan, otoritas moneter dinilai tidak akan memanfaatkan ruang penurunan suku bunga apabila tujuan yang ingin dicapai adalah mengenjot aktivitas penyaluran kredit di masyarakat. Pasalnya, pemangkasan rate interest secara gradual oleh BI dalam kurun waktu satu tahun terakhir terbukti tidak banyak membantu pertumbuhan kredit.
Bahkan, suku bunga acuan 3,5 persen yang berlaku saat ini merupakan tingkat rate margin terendah yang pernah ditetapkan oleh bank sentral.
“Saya pikir transmisi penurunan suku bunga BI dan beberapa kebijakan akomodatif lainnya belum bisa mendorong pertumbuhan kredit. Secara pribadi saya melihatnya karena demand side dari masyarakat yang belum pulih akibat faktor pandemi saat ini,” jelas dia.
Pengamat ekonomi itu juga menjabarkan bahwa lembaga jasa keuangan, khususnya perbankan, mempunyai andil yang cukup penting dalam mengakselerasi kegiatan ekonomi melalui optimalisasi fungsi intermediasi.
“Sektor perbankan masih sangat strategis karena 75 persen aset keuangan di Indonesia adanya di bank,” tegas dia.
Baca juga:
Untuk diketahui, Bank Indonesia rencananya akan merilis tingkat suku bunga acuan terbaru pada siang ini usai menggelar Rapat Dewan Gubernur pada 19-20 April 2021. Biasanya, penetapan rate interest akan langsung dibacakan oleh Gubernur BI selaku pemimpin lembaga.
Dalam kesempatan tersebut, bank sentral juga akan menjabarkan terkait berbagai kebijakan akomodatif, seperti peran BI dalam mendukung penyelenggaraan negara melalui pembelian obligasi pemerintah, serta dukungan terhadap insentif fiskal yang diberlakukan.
Sebagai informasi, pada RDG terakhir yang digelar pertengahan Maret lalu, Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50 persen. Selain itu otoritas moneter juga tidak merubah suku bunga deposit facility yang sebesar 2,75 persen, dan suku bunga lending facility sebesar 4,25 persen.