Dunia Hadapi Polycrisis: Diplomasi Pancasila Indonesia akan Menjadi Pemersatu, Jembatani Perbedaan dan Ciptakan Solusi

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Indonesia Sugiono menegaskan diplomasi Indonesia akan mengedepankan nilai-nilai Pancasila, di tengah polycrisis yang terjadi di Dunia, untuk menjadi pemersatu, menjembatani perbedaan dan menciptakan solusi.

Itu disampaikan Menlu Sugiono dalam Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta.

"Diplomasi Indonesia akan berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila, dengan Asta Cita sebagai panduan strategis," tegas Menlu RI, Jumat 10 Januari.

Lebih jauh dijelaskannya, itu diwujudkan dengan pendekatan visioner yang tidak hanya merespons tantangan, tetapi juga turut berperan sebagai kekuatan positif dalam membentuk dinamika global secara proaktif.

Menyoroti dunia yang kini dihadapkan dengan polycrisis, mulai dari konflik dan perang di berbagai belahan dunia, krisis iklim, pangan, energi dan air, serta rivalitas antar kekuatan besar, solidaritas dan kerja sama global semakin terkikis.

"Dunia tidak membutuhkan lebih banyak perpecahan atau politik kekuatan," seru Menlu Sugiono.

"Yang dunia butuhkan adalah kepemimpinan kolaboratif yang membangun rasa saling percaya dan mempersatukan. Kepemimpinan yang berani menghadapi tantangan dengan cara-cara yang inovatif," urainya.

"Kita harus berani menapaki jalan yang belum dilalui, bicara dengan cara yang belum pernah disampaikan, dan membangun jembatan kolaborasi yang sebelumnya belum ada," tandasnya.

Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo, Indonesia terus mengukuhkan perannya sebagai pemimpin di panggung global, mitra terpercaya, sekaligus sebagai tetangga yang baik, kata Menlu Sugiono

Diketahui, sejarah panjang diplomasi Indonesia menunjukkan peran sebagai penggagas perubahan, mulai dari Konferensi Asia-Afrika 1955, pembentukan ASEAN pada 1967, konsepsi Negara Kepulauan yang diakui dunia dalam Konvensi Hukum Laut UNCLOS 1982 hingga ASEAN Outlook on the Indo-Pacific pada 2019.

Dalam setiap langkahnya, Indonesia konsisten menjadi bagian dari solusi dan menjembatani perbedaan. Namun, Menlu Sugiono mengingatkan bahwa jembatan yang dibangun harus dilalui bersama.

Menlu Sugiono menekankan, diplomasi Indonesia akan terus menjadi kekuatan pemersatu, menjembatani perbedaan, serta menciptakan solusi inovatif di tengah kompleksitas tantangan global.