Mantan Presiden Medvedev Ragukan Trump Bisa Menyelesaikan Konflik Rusia-Ukraina dengan Cepat
JAKARTA - Pejabat senior Moskow meragukan Donald Trump dapat menyelesaikan konflik Rusia-Ukraina yang telah berlangsung sejak Februari 2022 dalam waktu singkat, kendati tidak menutup kemungkinan Trump bisa berperan.
Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medveved mengatakan, krisis Ukraina sepertinya tidak akan terselesaikan dengan cepat, bahkan melalui mediasi Trump, Presiden terpilih Amerika Serikat yang akan dilantik pada 20 Januari.
"Saya benar-benar tidak tahu apa yang akan dilakukan Trump selama masa jabatannya yang kedua, tetapi dia pasti tidak akan membiarkan siapa pun bosan sejak awal. Tujuannya jelas: keberhasilan yang cepat dalam menyelesaikan konflik Ukraina tampaknya tidak mungkin, sementara ekonomi AS terus berjalan dengan kecepatannya yang lambat dan bahkan perang melawan imigran tidak menjanjikan kemenangan besar," tulis mantan Presiden Rusia itu di Telegram, melansir TASS 9 Januari.
Trump, tanpa menjelaskan lebih jauh, berulang kali mengklaim mampu menghentikan perang Rusia-Ukraina dengan segera.
Pada Bulan November, Presiden Vladimir Putin mengatakan, komentar Trump tentang mengakhiri perang di Ukraina patut mendapat perhatian.
Sedangkan bulan lalu Wakil Menteri Luar Negeri Sergei Ryabkov mengatakan, sangat mungkin Moskow bekerja sama dengan Pemerintahan Trump.
"Apakah mungkin untuk bekerja sama dengan pemerintahan Trump? Itu pasti mungkin," jawabnya ketika ditanya tentang potensi kerja sama, dikutip dari Reuters.
Komentarnya merupakan sinyal terbaru bahwa Moskow, setelah Trump menjabat, berharap akan adanya peningkatan hubungan bilateral yang menurut Kremlin saat ini "di bawah nol".
Dalam konferensi pers di klub Mar-a-Lago miliknya di Palm Beach, Florida, bulan lalu Trump mengatakan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky harus siap membuat kesepakatan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengakhiri perang kedua negara yang sudah berlangsung sejak tahun 2022.
"Harus membuat kesepakatan," kata Trump.
Lebih lanjut politisi Partai Republik itu mengatakan, ia akan berbicara dengan pemimpin Kremlin dan Kyiv guna mengakhiri perang, menekankan dirinya merasa terganggu dengan gambar-gambar pembantaian dari konflik tersebut.
"Ini harus dihentikan," tegas Trump.
Baca juga:
- Pengacara Sebut Presiden Yoon akan Menerima Keputusan Pengadilan, Termasuk Dicopot dari Jabatannya
- Penasihat Keamanan Nasional Pilihan Trump Sebut Greenland Penting Bagi Amerika Serikat
- AS Peringatkan Korea Utara Mendapat Pengalaman Bertempur hingga Teknologi dari Perang Ukraina
- Menlu Blinken Bilang Keinginan Trump Ambil Alih Greenland Bukan Ide yang Bagus
Trump tidak memberikan jawaban langsung ketika ditanya apakah ia percaya Ukraina harus menyerahkan wilayahnya kepada Rusia sebagai bagian dari penyelesaian yang dinegosiasikan untuk mengakhiri perang.
Namun, ia mengatakan sebagian besar wilayah yang disengketakan telah menjadi puing-puing dan akan membutuhkan waktu satu abad untuk memulihkannya.
"Maksud saya, ada kota-kota yang tidak memiliki bangunan yang berdiri, itu adalah lokasi penghancuran," katanya.